Setelah Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH) mengambil sampel air limbah Botani Square dan terbukti hasilnya berada di ambang batas, menurut Usmar, tentu akan ada sanksi berat yang diberikan terhadap mal tersebut. Mulai dari teguran ringan hingga teguran berat, yakni penutupan sementara operasional mal termegah di Kota Bogor itu.
Usmar melanjutkan, pembangunan pedestrian di sekitar Pintu IV KRB sudah direncanakan Pemkot Bogor sejak tahun lalu. Dulu bau itu diduga akibat pihak lain, bukan Botani Square.
Saat ini pihaknya tinggal menunggu bagaimana hasil konkret dari laboratorium IPB yang memeriksa hasil sampel limbah tersebut. “Kita tunggu saja hasil dan sanksi yang diberikan,” ujar Usmar ketika melakukan inspeksi mendadak (sidak) bersama kepala BPLH, dinkes, DBMSDA dan dua ketua wakil DPRD Kota Bogor, kemarin.
Meski begitu, ia mengaku khawatir akan terjadi ’main mata’ antara IPB dengan pihak Botani Square terkait hasil lab tersebut. Namun, ia tetap berharap keduanya transparan dan IPB tetap bekerja secara independen. Sebab, permasalahan ini berkaitan dengan lingkungan. “Dan, IPB ditunjuk langsung oleh gubernur, sehingga tidak boleh kongkalikong,” sambungnya.
Di tempat yang sama, Kepala BLPH Kota Bogor Lilis Sukartini mengaku sudah memberikan teguran surat pertama sejak Mei lalu terhadap Botani Square. Bahkan, BPLH juga sudah meneliti permasalahan tersebut. Di antaranya seperti bau yang diakibatkan un-error bakteri yang kurang atau limbah yang tidak terurai dengan baik. “Maka IPAL saat ini sedang dioptimalisasi. Ini sudah ditegur sejak Mei lalu,” katanya.
Ketika hendak dikonfirmasi ke pihak Botani Square, salah satu resepsionis yang enggan namanya dikorankan mengaku jika GM Botani Square Rossa tidak ada di tempat. Saat dihubungi via telepon selularnya pun, Rossa tidak membalas.
(Metropolitan.id)
