PT Pertamina menyatakan akan menaikkan harga elpiji ukuran 12 kilogram pada Juni 2013, setelah sempat tertunda karena pemerintah tidak menyetujuinya.
Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Hanung Budya mengatakan, Pertamina merugi hingga Rp 5 triliun sepanjang 2012 hanya karena bisnis elpiji. “Kami mengusulkan agar pemerintah melakukan beberapa koreksi harga untuk mengurangi kerugian. Tadi malam minta supaya pemberlakuan sistem baru ini ditunda setelah Mei,” kata Hanung ketika bertemu Kabareskrim di Mabes Polri, Jakarta, Senin (22/4).
Hanung mengatakan, pemerintah sudah menyarankan Pertamina mengambil langkah-langkah riil dalam mengurangi subsidi. Menurutnya, kerugian ini sebenarnya tidak perlu terjadi, karena konsumen elpiji subsidi justru banyak dari kalangan mampu, bahkan dipakai di sektor-sektor jasa restoran dan industri kecil.
“Coba pergi ke Kemang, kafe-kafe di sana itu pakai elpiji 12 kilogram yang disubsidi Pertamina setengah harga. Sedangkan barang-barang yang dijual seperti kopi dan steak, harganya mahal. Kenapa gasnya mesti disubsidi?” ujarnya.
Bukan naik
Sementara bagi konsumen yang tidak mampu, pemerintah sudah menyiapkan elpiji subsidi 3 kilogram. Hanung menambahkan, Pertamina bukan merencanakan kenaikan harga, melainkan perubahan sistem distribusi dari ongkos angkut dan pengisian di SPBU yang sekarang ditanggung Pertamina dialihkan ke konsumen. “Ini bukan kenaikan harga,” jelasnya.
Kenaikan elpiji 12 kilogram, menurut Hanung, diperkirakan Rp 900-1.200 per kilogram. Namun ia menambahkan, kenaikan tersebut tergantung jarak.
Hanung berharap kenaikan harga elpiji ini tidak perlu digembor-gemborkan karena hanya Rp 1.000 per kilogram. “Jadi tidak usah berisik. Isi pulsa sehari berapa? Biaya-biaya sudah naik,” tandasnya.
sumber:galamedia.com