DRAMAGA – Indonesia patut bangga. Putra terbaik negeri ini berhasil mengharumkan nama bangsa di tingkat internasional dengan merebut juara III kompetsi inovasi teknologi pangan tingkat dunia di Anaheim, California, Amerika Serikat (8/6). Kompetisi itu dilaksanakan Institut of Food Technologists Student Association (IFTSA) 6-10 Juni.
Indonesia diwakili tim pangan dari mahasiswa S1 Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian IPB. Tim tersebut beranggotakan lima orang, yakni Galih Nugroho, Ari Try Purbayanto, Riza Aris Apriady, Kamalita Pertiwi, dan Catherine Haryasyah.
Prestasi mahasiswa IPB merupakan bukti keberhasilan Indonesia mewujudkan ketahanan dan kemandirian pangan di negeri sendiri. Jadi, Indonesia tak hanya mampu menghasilkan bahan baku semata, tetapi mampu mengolahnya dengan teknologi.
Kompetisi diikuti 32 tim. Sebanyak 16 tim berasal dari Amerika, sedangkan 16 tim lainnya berasal dari berbagai negara, termasuk Cina, Italia, Afrika Selatan, Belanda, dan Lebanon. Pemenang pertama diraih mahasiswa magister (S2) dari Universitas Wageningen Belanda dengan judul makalah ‘Sormite’ (bubur sorgum dan serangga). Juara kedua direbut mahasiswa dari Universitas Pretoria Afrika Selatan yang membawa produk makanan pendamping asi dari labu.
Sedangkan IPB sendiri mengusung inovasi produk tentang pembuatan mie jagung instant dengan fortifikasi berbagai zat gizi mikro. Produk ini diciptakan untuk menyelesaikan persoalan kekurangan zat gizi mikro terutama bagi ibu hamil di wilayah Asia Tenggara.
“Prosesnya cukup panjang. Persiapan lomba kami lakukan sejak wal 2009,” ujar Ketua Tim Galih Nugroho kepada Radar Bogor, kemarin.
Dia menambahkan, awalnya timnya mengirimkan makalah ke IFTSA untuk diseleksi. ”Maret lalu, IFTSA mengumumkan kalau makalah kami masuk nominasi sehingga diundang untuk presentasi makalah di Amerika sekaligus memperlihatkan produknya,” tambahnya.
Galih menjelaskan, timnya memaparkan secara detail proses pembuatan mie jagung insta dan manfaatnya. ”Produk ini diproduksi dalam waktu yang relatif singkat, yakni sekitar 3-4 jam saja,” imbuhnya.
Produk tersebut, lanjut dia, dapat mengurangi tingginya angka kematian ibu di Asia Tenggara. ”Salah satu faktor penyebab tingginya angka kematian ibu hamil yakni kekurangan zat gizi mikro. Produk ini kaya nutrisi dan gizi mikro. Jadi, dapat mengurangi kematian ibu hamil,” imbuhnya.
Rektor IPB, Herry Suhardiyanto mengucapkan selamat atas prestasi internasional yang diraih Galih dkk. ”Ini menunjukkan bahwa kita mempunyai modal dan peluang besar untuk melakukan banyak hal agar IPB menjadi lebih baik, sehingga akhirnya nanti IPB menempati posisi terhormat dan sejajar dengan universitas unggulan lainnya di duni internasional,” ujar Herry dalam sambutannya saat mewisuda lulusan IPB tahap III di Graha Widya Wisuda, Kampus IPB Darmaga (16-17/6). (rid) sumber radar-bogor.co.id