Ibu dan Anak ditemukan tewas di sungai Cikaniki, Leuwisadeng, Kab. Bogor setelah terbawa hanyut. Kedua korban bernama Nyai Binti Momo (19) dan Ibunya Encin Binti Nanung (55) warga Kampung Sawah Baru RT 06 RW 03, Desa Leuwisadeng, Kecamatan Leuwisadeng, Kamis (3/11) setelah ditemukan warga diserahkan ke keluarganya.
Informasi yang diperoleh, kedua korban tenggelam pada Rabu (2/11) sore. Semula, keduanya bermaksud hendak mencuci pakaian di sungai Cikaniki. Nyai anaknya pamit hendak buang air besar tak jauh dari tempat ibunya yang sedang mencuci pakaian. Namun, air sungai yang tadinya tenang mendadak besar dan langsung menyeret tubuh Nyai.
Melihat anaknya diseret air sungai, dengan refleks, ibunya mencoba menolong anaknya, tapi lantaran air sungai terus membesar, alhasil, nasib sial juga dialami sang ibu yang ikut hanyut terseret derasnya arus sungai Cikaniki.
Menurut Dayat warga setempat, kedua korban yang merupakan ibu dan anak itu langsung hilang tenggelam terseret kencangnya arus sungai yang saat itu banjir besar. “Saya juga sempat melihat Encin sang ibu masih menggapaikan tangan meminta pertolongan dan kemudian hilang,” kata Dayat.
Menyaksikan kejadian tersebut, Dayat yang berada di pinggir sungai berteriak mamanggil warga guna meminta bantuan pertolongan untuk mencari dan mengevakuasi kedua korban yang hilang terseret banjir. “Setelah warga datang, selama 20 menit warga menyusuri tepian sungai yang air sedang pasang, akhirnya tubuh Nyai terlihat mengambang diantara sampah yang menumpuk di Leuwi Golok dibawah jembatan Jambu dalam keadaan tewas, sedang jasad ibunya belum ditemukan. “ ujar Dayat.
Warga pun beramai ramai mengangkat tubuh Nyai yang sudah lebam tidak bernyawa, dan langsung membawanya ke RSUD Leuwiliang untuk diotopsi.
Sementara itu, Ibu Encin sampai Rabu malam belum diketemukan. Pada Kamis kemarin dilakukan pencarian korban dan ternyata masih belum berhasil ditemukan. Upaya pencarian dari pagi sampai pukul 16.00 Wib belum menemukan korban.
Menurut Momo (60) suami Encin Binti Nanung yang juga ayah kandung Nyai mengatakan, begitu mendengar kabar bahwa kedua orang yang dicintainya itu tenggelam terseret arus sungai, dia langsung pulang dari pekerjaannya sebagai penarik becak di kota Bogor.
Setelah mengetahui anaknya Nyai dan isterinya tewas, dia terpukul dan tak banyak komentar. “Anak saya Nyai itu lemah mental (idiot), tapi dia sangat rajin dan selalu membantu ibunya menjadi kuli cuci pakaian tetangga di sungai Cikaniki, dan kebiasaan tersebut hampir setiap hari dilakukan,” ujar Momo.
Sebelum kejadian dirinya tidak mempunyai firasat apa apa, bahkan istri dan anaknya juga tidak menunjukan gejala aneh dan firasat apapun atas musibah yang menimpa keduanya. “Saya hanya pasrah dan menerima cobaan ini dari Allah SWT,” kata Momo.
Sementara, hasil pemeriksaan tim medis RSUD Leuwiliang terhadap Nyai, dinyatakan kematian Nyai benar benar murni tenggelam lantaran air sungai banyak memenuhi paru parunya, sedang beberapa luka lebam dan lecet yang terdapat pada beberapa bagian tubuhnya, akibat benturan keras bebatuan di sungai saat banjir menyeretnya. Setelah memberikan hasil pemeriksaan, akhirnya pihak RSUD Leuwiliang menyerahkan jasad Nyai ke pihak Polsek Leuwiliang, untuk diantar kerumah duka guna dikuburkan.
Wakapolsek Leuwiliang AKP. I Nyoman Supartha mengatakan, korban bernama Nyai (19) murni tewas akibat tenggelam disungai Cikaniki, dari kronologi yang berhasil dihimpun dari para saksi, termasuk dari Dayat, bahwa saat itu Nyai terseret arus sungai yang mendadak banjir ketika hendak buang air besar, sementara jasad ibunya belum berhasil ditemukan. “Jenazah Nyai sudah kita serahkan kepada pihak keluarga untuk dikebumikan, sementara upaya selanjutnya yang akan dilakukan pihak Polsek adalah terus mencari tubuh Encin ibunya Nyai yang masih tenggelam, ” katanya.
Warga setempat berusaha mencari korban dengan menyisir pinggir sungai dengan peralatan seadanya.(A-134/A-147)***
sumber:pikiran-rakyat.com