Tak Harus Kaya untuk Menjadi Investor

by -260 views

Jakarta Deposito masih menjadi “primadona” bagi sebagian besar masyarakat Indonesia untuk menginvestasikan uangnya.

Mereka masih menganggap bahwa deposito merupakan investasi yang paling mudah dilakukan dan memiliki tingkat risiko paling rendah dibandingkan dengan investasi lainnya.

Padahal masih banyak altenatif lain yang lebih menguntungkan daripada sekedar deposito, salah satunya dengan menginvestasikan uangnya dalam bentuk logam mulia.

Karena banyaknya anggapan bahwa investasi logam mulia hanya dapat dilakukan oleh orang yang kaya raya membuat masyarakat awam tidak pernah mencoba untuk melakukan investasi di bidang tersebut.

Investasi logam mulia yang lazim dilakukan adalah investasi emas dan perak. Investasi emas dan perak cocok digunakan sebagai investasi jangka panjang untuk memenuhi kebutuhan beberapa tahun mendatang, seperti biaya naik haji, dana pensiun dan pendidikan anak.

Investasi emas mudah dilakukan dan tidak membutuhkan dana yang besar untuk memulainya. Karena tidak ada minimal untuk pembelian emas, kita tidak perlu menunggu uang terkumpul banyak untuk memulai investasi ini.

Jika kita mempunyai uang yang hanya cukup untuk membeli satu gram emas, beli saja sekarang. Tak perlu menunda memulai investasi hanya untuk menunggu hingga dapat membeli seribu gram emas.

Seperti yang telah kita ketahui, setiap hari harga emas terus meningkat. Sehingga jika kita terus melakukan penundaan untuk membeli emas, harga emas akan terus melambung tinggi dan menyebabkan uang yang kita kumpulkan tidak akan pernah cukup untuk membeli seribu gram emas dalam satu kali waktu.

Baca Juga:  Wanita Asal Purwakarta Tertua se-Jagat : Usia Anami Diyakini 140 Tahun

Lebih baik kita membeli sedikit demi sedikit sesuai dengan uang yang telah kita miliki hingga tak terasa kita telah memiliki segudang emas.

Investasi emas dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti emas batangan dan koin. Emas perhiasan kurang cocok untuk dijadikan investasi, karena harga jual kembali emas perhiasan jauh lebih murah dibandingkan dengan harga jual emas batangan.

Hal ini dikarenakan adanya pemotongan 20% untuk biaya produksi. Kadar emas perhiasan yang diperjual-belikan di toko perhiasan biasanya dibawah 24 karat.

Jika kita tetap ingin melakukan investasi dengan emas perhiasan, sebaiknya kita memilih kadar emas yang tinggi yaitu tidak kurang dari 24 karat.

Salah satu alasan mengapa emas menjadi investasi yang menarik untuk dilakukan adalah karena harga emas cenderung stabil bahkan terus naik dari tahun ke tahun dan ketika terjadi inflasi harga emas cenderung akan meningkat.

Bahkan ketika semua harga barang menurun akibat adanya deflasi, harga emas cenderung stabil, tidak mengikuti penurunan seperti harga barang lain.

Selain itu, untuk mencairkan emas menjadi uang pun relatif cepat dan mudah terkait dengan sifatnya yang liquid. Ketika membutuhkan uang, kita dapat menjual kembali emas yang kita miliki. Selain itu kita dapat juga menggadaikannya di Pegadaian.

Baca Juga:  Sensasi Berburu Kuliner di Empat Kota Jawa Barat

Kita tak perlu takut berinvestasi emas hanya karena emas mudah dicuri. Untuk meminimalisir ancaman pencurian, kita dapat memanfaatkan fasilitas penyewaan Safe Deposit Box (SDB) di bank yang biasa digunakan untuk menyimpan barang berharga.

Untuk membantu masyarakat dalam kepemilikan logam mulia, beberapa bank di Indonesia telah memberikan kemudahan dalam bentuk Kredit Kepemilikan Logam Mulia dengan bekerja sama dengan perusahaan logam mulia terbesar di Indonesia yaitu PT Aneka Tambang (PT Antam Tbk).

Berinvestasi emas dan perak tidak hanya tersedia dalam bentuk perhiasan dan batangan saja, tetapi juga dapat dalam bentuk koin yaitu dengan uang koin Dinar emas dan Dirham perak. Mata uang Dinar merupakan mata uang paling stabil dan tidak terpengaruh laju inflasi.

Uang Dinar merupakan mata uang yang memiliki tiga fungsi uang sekaligus, yaitu sebagai alat tukar, alat ukur kekayaan dan juga sebagai alat penyimpan kekayaan.

Bahkan untuk pembayaran haji dengan menggunakan uang Dinar akan lebih murah jika dibandingkan dengan menggunakan mata uang lain.

Harga jual kembali Dinar dan Dirham relatif tinggi karena mengikuti perkembangan harga emas. Jika harga emas naik, harga perak pun cenderung ikut meningkat.

Baca Juga:  Karyawan Mie Gacoan di Bogor Ditangkap gara-gara Curi Uang dan CPU di Tempat Kerja

Sebelum memutuskan untuk melakukan pembelian emas, Dinar dan Dirham, sebaiknya kita terus memantau perubahan harga logam mulia setiap harinya. Di Indonesia, harga logam mulia mengacu pada harga yang dikeluarkan oleh PT Antam.

Pada saat melakukan pembelian, kita harus memperhatikan keaslian emas. Keaslian emas dapat dillihat dari sertifikat yang kita peroleh ketika melakukan transaksi pembelian emas batangan.

Untuk pembelian emas di Indonesia, sertifikat yang diperoleh adalah sertifikat yang dikeluarkan oleh PT Antam. Sertifikat yang asli memiliki nomor seri yang sesuai dengan nomor seri yang ada pada lempengan emas.

Kemudian setelah memiliki logam mulia, kita harus menyimpannya di tempat yang aman, salah satunya dengan menyewa Safe Deposit Box di bank.

Bagaimana? Mudah bukan bagi orang awam untuk menjadi seorang investor logam mulia? Tidak perlu menunggu kaya raya untuk memulai investasi logam mulia.

Asal melakukannya dengan benar maka investasi logam mulia baik berupa emas batangan, uang Dinar emas maupun uang Dirham perak dapat menjadi salah satu pilihan cerdas untuk membuat masa depan menjadi lebih berkilau.

*Penulis adalah mahasiswi Institut Manajemen Telkom

Bonny Tri Winarah
Jl Gegerkalong Hilir Belakang, Bandung
bonine101@gmail.com
085326420853

(wwn/wwn)

http://news.detik.com Minggu, 29/04/2012 12:25 WIB (diupload Senin, 30 April 2012 pukul 9: 43 PM)