BANDUNG– Bubaran buruh PT Kahatex di Jalan Raya Rancaekek, Kabupaten Bandung, berpotensi mengganggu arus lalu lintas pada musim mudik tahun ini.
Terlebih bagi buruh yang baru menerima Tunjangan Hari Raya (THR) pada H-2, kemudian berbelanja di pasar tumpah sekitar pabrik. Langkah untuk mengurangi kepadatan kendaraan yakni membayar THR karyawan lebih cepat atau H-7 Lebaran. Imbauan tersebut disampaikan Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bandung kepada PT Kahatex. Kepala Bidang Lalu Lintas DishubKabupatenBandungDani S Krisna mengatakan, biasanya THR buruh PT Kahatex dibayarkan pada H-2.
Karena itu, dia berharap pembayaran THR sejak jauh-jauh hari. Dengan begitu,karyawan PT Kahatex bisa langsung belanja ketika adapasartumpahyangbiasanya muncul saat pembagian THR. Pasar tumpah inilah yang menjadi kendala bagi polisi dan Dishub dalam mengatur kepadatan arus lalu lintas.”Paling padat di Jalan Raya Rancaekek dan Cileunyi itu ada di depan PT Kahatex dan simpang tiga Parakamuncang,” ujarnya,kemarin.
Untuk mengantisipasi keberadaan pasar tumpah, Dishub dan polisi akan memasang pembatas jalan dan mengalihkan jalur dari Bandung ke timur melalui satu lajur di jalur arah sebaliknya. Pada tahun lalu, antrean kendaraan di lokasi tersebut mencapai 6 km. ”Acuan prioritas kami di depan PT Kahatex, Parakamuncang, dan Nagrog. Sebenarnya di Nagreg terkena dampak kemacetan dari wilayah Garut, terutama Kadungora dan Limbangan. Apalagi ada pasar dan perlintasan kereta api,”kata Dani.
Saat ini di Ciburial menuju Garut ada perbaikan dan pelebaran jalan menuju Lingkar Nagreg. Proyek ini belum diketahui kapan selesainya.Dari konstruksi yang ada, tidak mungkin diselesaikan sebelum Lebaran. Di titik ini Dishub akan mendirikan pos koordinasi lapangan untuk mengurai kemacetan. ”Sistem buka tutup diberlakukan di persimpangan Cileunyi. Kalau tidak padat masih diputarkan melalui persimpangan, tapi kalau antrean hingga sebelum keluar tol Cileunyi, pagar yang di simpang akan dibuka. Kami mulai bekerja pada H-7 sampai H+7 atau selama 16 hari,”katanya.
Demi membuat nyaman pemudik, Polres Bandung akan memberlakukan aturan bagi kendaraan berat khususnya truk untuk tidak beroperasi melalui jalur mudik sejak H-15 hingga H+7.Namun,menurut Kapolres Bandung AKBP Sandi Nugroho,aturan ini masih dibahas di Mabes Polri. ”Seperti tahun lalu, kami siap memberlakukan aturan ini untuk kelancaran pemudik,”katanya. Terkait permasalahan kemacetan di sepanjang jalur vital Cileunyi-Nagreg khususnya Jalan Raya Rancaekek, dia menginstruksikan pengelola pabrik segera membayarkan THR untuk meminimalisasi kepadatan massa di depan PT Kahatex.
Sandi menambahkan perbaikan jalan masih terpantau di beberapa titik seperti pembetonan di perempatan pintu masuk tol Cileunyi dan pelebaran jalan di Jalan Nagreg. ”Pada H-15 proses perbaikan jalan dan pemasangan rambu serta lampu harus sudah selesai,”ujarnya. Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat Dicky Saromi memastikan jalur Gentong yang baru bisa dilintasi pemudik pada H-7. Jalur baru Gentong itu masih memiliki kontur menanjak seperti jalur lama,namun efektif memecah kemacetan.
”Nantinya kendaraan dari arah Timur (Tasikmalaya-Ciamis) akan menggunakan jalur baru, sedangkan jalur lama dipakai kendaraan dari arah Barat (Bandung),”ujar Dicky. Dia berharap pada tahun ini jalur utama hanya dipakai kendaraan umum, sedangkan sepeda motor dan kendaraan pribadi memanfaatkan jalur alternatif. Sama seperti tahun lalu akan ada 17 jalur alternatif yang bisa dilalui.
Ketua Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) Jabar Aldo F Wiyana berharap infrastruktur jalan sudah siap 100% sebelum mudik. Pihaknya tak ingin ketika arus mudik masih ada jalan yang diperbaiki kontraktor.Menurutnya, aktivitas pekerja otomatis menimbulkan penyempitan jalan yang pastinya menimbulkan kemacetan.Jika demikian, Organda merasa dirugikan karena waktu tempuh perjalanan menjadi lebih lama dan itu yang menyebabkan penumpang beralih dari angkutan umum ke sepeda motor.
Sementara itu,berbagai permasalahan arus mudik dan balik dibahas dalam rapat koordinasi antara Polres Kuningan dan Polres Cirebon, kemarin. ”Berdasarkan pengalaman, jalur Kuningan tidak ada masalah selama musim mudik. Justru yang dikhawatirkan adalah saat hari H dan arus balik dimana selalu terjadi kemacetan terutama di jalur menuju objek wisata seperti Linggarjati, Sangkanurip, dan Cibulan,”kata Kabag Operasional Polres Kuningan Kompol Taufik Asrori.
Menurut dia, simpul kemacetan di beberapa objek wisata itu menyebabkan antrean kendaraan yang mengekor hingga Cirebon.Persoalan ini semakin rumit ketika arus lalu lintas dibuang ke jalur yang salah sehingga menimbulkan arus lalu lintas semakin kacau. iwa ahmad sugriwa/ rudini/mohamad taufik
Sumber : www.seputar-indonesia.com