JAKARTA– Pemerintah serius mengembangkan mobil listrik sebagai mobil nasional. Demi mempercepat terwujudnya ambisi tersebut, Pusat Pengembangan Teknologi dan Industri Otomotif (PPTIO) segera dibangun.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, pemerintah akan mengeluarkan peraturan pemerintah (PP) yang ditargetkan terbit sebelum 30 Agustus 2012 untuk mendukung program tersebut. ”Kita perlu industri yang didukung dengan insentif dan disinsentif. Nanti akan diatur semua dalam PP itu,”ujar Hatta seusai rapat koordinasi tentang pengembangan mobil listrik dan kendaraan biofuel di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, kemarin.
Rapat juga diikuti Menteri BUMN Dahlan Iskan, Menristek Gusti Muhammad Hatta, Mendikbud M Nuh, Wamen ESDM Rudi Rubiandini, dan Plt Kepala Badan Kebijakan Fiskal Bambang Brodjonegoro. Selain membahas persiapan mobil nasional,mereka juga membahas tantangan sekaligus peluang serta kesiapan industri mobil listrik.
Hatta menjelaskan,PPTIO akan didukung Kementerian Perindustrian dan BUMN seperti PT Pindad dan PT Dirgantara Indonesia (DI), serta melibatkan sejumlah universitas yang banyak melakukan riset mengenai mobil elektrik. Hasil produksi ditarget bisa menggantikan transportasi umum yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM) seperti bajaj. ”Dananya berasal dari investor,BUMN, dan swasta nasional. Karena itu, kita akan fasilitasi dengan memberikan insentif dan disinsentif yang akan diatur pada PP nanti,”ungkapnya.
Menteri BUMN Dahlan Iskan menegaskan kesiapan BUMN menjadi pelopor industri bagi mobil nasional.Namun, dia menggariskan bahwa pihaknya masih menunggu regulasi terkait aturan pemasaran. ”Saya kira jauh lebih sulit membangun SPBU jadi bikin colokan itu bisa lebih mudah. Lagian juga ini belum mendesak, masih tahun depan. Kalau dipasarkan,kita menunggu rumusan insentif dan disinsentif itu yang utama,” katanya.
Kemarin Hatta Rajasa dan Dahlan Iskan sempat mengendarai mobil listrik Ahmadi yang bodinya serupa dengan mobil Hyundai Atoz. Ketua Umum DPP PAN itu menilai mobil tersebut sangat nyaman. Dia pun berharap nanti harganya tak lebih mahal dari Toyota Avanza. Selain mobil listrik Ahmadi, mobil minibus hasil buatan LIPI juga dipamerkan. Mobil ini akan diproduksi dalam tiga model berbeda.
”Satu untuk alat angkut umum,alat angkut barang,dan minibus.Termasuk dengan Ahmadi kategori city carmasuk dalam produksi awal 10.000 unit 2014,” pungkas Hatta. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh menjelaskan, PPTIO akan mengintegrasikan dan mensinergikan sumber daya yang ada, termasuk pengembangan secara sistemik dan berkelanjutan.
”Kemendikbud tugasnya melakukan penguatan riset dan pengembangan, dengan melibatkan UI, ITB, UGM, ITS, UNS, dan Politeknik Manufaktur Bandung. Untuk itu,Kemendikbud juga akan melibatkan Kemenristek (BPPT dan LIPI) dan Kementerian BUMN seperti PT Industri Kerta Api (INKA), PT Dirgantara Indonesia, PT Pindad,dan Lembaga Elektronika Nasional (LEN),” ungkap Nuh.
Sementara itu, Plt Kepala Badan Kebijakan Fiskal Bambang Brodjonegoro menegaskan, pemerintah telah menyiapkan dua insentif untuk mengembangkan industri mobil listrik. Insentif tersebut berupa pengenaan bea masuk 0% bagi barang modal dan komponen mobil listrik serta tidak ada pengenaan pajak penjualan atas barang mewah (PPn BM) untuk komponen mereka.
”Itu bebas bea masuk dan PPN BM. Dua itu utamanya. Itu sudah cukup besar. Untuk mesinnya, baterainya, pokoknya komponen utama maupun komponen penunjangnya,” tutur Bambang,setelah menghadiri rapat koordinasi (rakor) terkait mobil listrik, di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, kemarin.
Sebagai catatan, pemerintah melalui Permenkeu No 76/PMK.011/2012 telah membebaskan bea masuk bagi sektor automotif yang berinvestasi membangun pabrik, peralatan, bahan baku,dan komponen mobil low cost and green car (LCGC) selama empat tahun. Kementerian Perindustrian juga telah meminta PPnBM untuk mobil LCGC atau mobil ramah lingkungan bermesin 1.000 cc sebesar 2% dan 5% untuk 1.200 cc.
Adapun Wakil Menteri ESDM Rudi Rubiandini mengatakan, pemerintah tengah menyiapkan sejumlah langkah untuk memudahkan pengisian listrik bagi mobil listrik. Salah satu cara yang ditempuh adalah menggratiskan pengisian listrik di sejumlah tempat.
”Listriknya yang nanti kalau di tempat-tempat umum bisa gratis. Jadi orang nyolok gratis. Enggak usah di SPBU (stasiun pengisian bahan bakar umum), di mal (juga bisa). Kan orang parkirnya di mal, kenapa di SPBU. Tinggal colok. Juga di jalan tol kalau orang-orang butuh berhenti,”tandasnya.
Apresiasi Industri Mobil
Kalangan industri mobil mengapresiasi rencana pemerintah mengembangkan mobil listrik sebagai mobil nasional. Intan Vidiasari, Public Relation Head PT Krama Yudha Tiga Berlian (KTB) Motors,APM mobil Mitsubishi, misalnya,menilai langkah tersebut tidak akan mengancam pasar mereka.
Dia menuturkan,upaya mengenalkan mobil listrik juga sudah dilakukan PT KTB Motors.
Sejak setahun yang lalu mereka telah mengenalkan mobil listrik Mitsubishi i- MiEV. Mobil listrik ini bahkan merupakan mobil listrik pertama yang sudah mendapatkan plat nomor dari kepolisian.
Manajer Pemasaran PT Mazda Mo tor Indonesia Astrid Ariani melihat terlalu dini membicarakan mobil listrik meski wacana mengenai masalah tersebut sudah berkembang. ”Regulasinya saja belum jelas.Kami belum ada planning ke sana,’’ ujar Astrid, kepada SINDO, tadi malam. Di Indonesia, Mazda masih fokus pada mobil konvensional. ichsan amin/ maesaroh/wahyu sibarani/danang arradian/anton c