Suriah Bantah Operasi Besar di Damaskus

by -342 views

Suriah secara resmi membantah klaim pemberontak bahwa mereka telah meluncurkan operasi menyeluruh di Damaskus.

Media pemerintah mengatakan pasukan keamanan melawan serangan yang dilakukan oleh kelompok kecil teroris di kota tersebut.

Pemberontak mengumumkan serangan sebuah serangan terakhir di ibukota, dan menyebut operasi itu sebagai gunung berapi Damaskus.

Mereka mengatakan rezim menggunakan helikopter dan kendaraan lapis baja untuk membalas serangan.

Pasukan militer dan pemberontak telah berperang di sejumlah bagian di Damaskus selama beberapa hari.

Peperangan itu telah mencapai wilayah pusat pada Selasa (17/7), laporan menyebutkan adanya tembakan senjata dan kepungan asap, di jalanan dekat parlemen.

Pasukan pembebasan Suriah mengatakan operasi dilakukan dengan terencana, dan mereka telah mengirimkan ratusan pejuang ke ibukota pada pekan lalu.

“Tidak ada yang ditarik kembali. Peperangan Damaskus merupakan prioritas bagi kami. Kami telah memulai operasi untuk membebaskan Damaskus,” kata juru bicara FSA, Kolonel Qassem Saadeddine.

Aktivis menuduh rezim mengirimkan kendaraan lapis baja dan helikopter yang dilengkapi dengan senjata ke ibukota, dan mengklaim bahwa pemberontak telah menembak jatuh satu helikopter.

Baca Juga:  Pembangunan Museum Jatigede Masih Rencana

Perbedaan keterangan

Kantor berita milik pemerintah Sana, bagaimanapun, menjelaskan adanya sejumlah serangan yang dilakukan oleh “kelompok teroris bersenjata”, dan mengatakan militer berperang melewan mereka.

Sana menyebutkan kelompok itu menyerang pembangkit listrik, berupaya menutup jalanan dan menggunakan manusia sebagai tameng hidup.

Menteri Informasi Omran Zoabi mengatakan kepada kantor berita Reuters, sejumlah “elemen bersenjata” telah memasuki Damaskus.

“Pasukan keamanan telah mengepung mereka dan mencoba berhubungan dengan mereka,” kata dia.

“Beberapa telah terkepung dan lainnya melarikan diri dengan mobil dan menembak ke udara untuk menakuti masyarakat.”

Pemberontak dan pemerintah seringkali menyampaikan keterangan yang berbeda tentang peristiwa yang sama.

Jurnalis asing masih dilarang untuk memasuki Suriah, sehingga sulit untuk mengecek kebenaran tersebut.

Pejabat PBB mencoba untuk membujuk Cina dan Rusia untuk menyetujui tekanan yang lebih kuat terhadap Suriah.

Utusan khusus Kofi Annan menggelar pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow dan Sekjen PBB Ban Ki-moon mengunjungi Beijing.

PBB memiliki waktu sampai Jumat mendatang untuk memperbaharui mandat untuk pemantau di Suriah, dan negara barat ingin sebuah resolusi baru.

Baca Juga:  Situasi Yaman Memburuk, Masyarakat Global Cemas

Sekitar 16.000 orang tewas di Suriah sejak protes terhadap rezim Assad terjadi Maret tahun lalu.

Sumber : http://www.bbc.co.uk/indonesia

About Author: Tubagus Iwan Sudrajat

Gravatar Image
Tubagus Iwan Sudrajat ialah seorang penulis artikel di Bandung, Jawa Barat. Dia juga penulis artikel di beberapa blog dan media online.