SUBANG, .- Sejumlah warga di Desa Cihambulu, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Subang mulai kesulitan mendapatkan air bersih memasuki musim kemarau ini. Hal itu disebabkan penggunaan ratusan pompa melalui sumur pantek yang digunakan para petani untuk mengantisipasi kekeringan.
Sekitar lima ratus pompa itu mengambil air pada kedalaman 15-20 meter untuk mengairi sekitar 200 hektare sawah tadah hujan di Desa Cihambulu. Ratusan pompa itu menyedot sumber air yang sama dengan pompa milik warga di rumah mereka.
Warga Kampung Babakansawah, Desa Cihambulu, Agus Koji mengaku kini kesulitan mendapatkan air bersih yang biasa diaksesnya melalui mesin pompa di rumahnya. Sering kali, air tidak tidak naik meski mesin pompa terus dinyalakan.
“Biasanya persediaan air selalu lancar dan tidak kekurangan. Namun, setelah ada sumur pantek, air jadi macet,” katanya di Cihambulu, Kamis (12/7).
Akibatnya, dia dan sekitar tiga ratus warga lainnya di Kampung Babakansawah harus mengantre untuk mendapatkan air bersih. Air itu diperoleh dari mesin pompa yang dipasang Badan Pembinaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas) dengan kedalaman sumur hingga 40 meter.
Kondisi itu membuat warga terpaksa mengantre setiap pagi dan sore hari guna mendapatkan air tersebut untuk keperluan sehari-hari, seperti minum, mandi, dan mencuci pakaian. Mereka masing-masing membawa wadah penampungan air, seperti ember, galon, dan jerigen untuk mengambil air secukupnya.
Kepala Desa Cihambulu, Hasan Abdul Munir mengakui, sejumlah warganya kesulitan mendapatkan air akibat penggunaan ratusan pompa melalui sumur pantek. Pasalnya, ratusan pompa itu digunakan setiap hari dari pagi hingga malam.
“Bahkan banyak pompa yang terus dinyalakan tanpa henti. Otomatis, banyak air yang tersedot untuk mengairi sawah, sehingga warga sendiri kesulitan mendapatkan air untuk keperluan sehari-hari,” katanya.
Kesulitan mendapatkan air, kata Hasan, tidak hanya melanda warga Kampung Babakansawah, tetapi juga sejumlah kampung lain di desanya yang berpenduduk sekitar 3.700 jiwa. Kondisi itu, menurut dia, tidak bisa dihindari karena pasokan air menurun pada musim kemarau ini.
Hasan juga tidak bisa menyalahkan para petani yang menggunakan ratusan pompa untuk mengairi sawah mereka. Sebab, mereka takut ancaman kekeringan yang melanda sawah mereka karena beberapa pekan lagi akan menghadapi masa panen.
Untuk mengatasinya, dia mengimbau agar warga hemat menggunakan air. Selain itu, dia juga meminta agar Pemerintah Kabupaten Subang melalui Dinas Pertanian berupaya mengantisipasi kekeringan di desanya. (A-192/A-89)***
Sumber : http://www.pikiran-rakyat.com/node/195694