Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, akan mengoperasikan Jalur Lingkar Selatan Sukabumi yang menghubungkan Cibolang, Kabupaten Sukabumi dengan Baros, Kota Sukabumi.
“Jalur Lingkar Selatan ini diharapkan bisa beroperasi sementara dari H-7 sampai H+7 lebaran untuk mengurai arus kendaraan di jalur mudik Sukabumi,” kata Kepala Dishubkominfo Kabupaten Sukabumi, Ahmad Riyadie, kepada wartawan, Senin.
Menurut Riyadie, walaupun masih dalam tahap pembangunan tetapi jalur ini sudah bisa difungsikan karena sudah 80 persen memasuki tahap penyelesaian. Selain itu, bisa dijadikan jalur alternatif jika terjadi kepada kendaraan dan kemacetan arus lalu lintas saat musim mudik berlangsung di Utara Sukabumi.
Lebih lanjut, pengoperasian sementara ini bertujuannya untuk mengurai kepadatan kendaraan baik dari Sukabumi ke arah Bogor maupun dari Bogor menuju Sukabumi.
“Jalur Utara Sukabumi kerap menjadi daerah rawan macet, dan dioperasikannya Jalur Lingkar Selatan ini juga untuk mengantisipasi pengalihan arus kendaraan dari Ciawi dan Puncak, Bogor ke arah selatan,” tambahnya.
Di sisi lain, pada H+1 lebaran dipastikan jumlah kendaraan yang datang ke Sukabumi khususnya daerah wisata di Selatan Sukabumi seperti Palabuhanratu, kendaraan akan diarahkan melalui jalur utama Cikembar dan pulangnya melalui jalur alternatif Cikidang.
Dan untuk wisatawan yang ingin berwisata di Cikidang pihaknya melarang kendaraan tidak boleh langsung ke lokasi wisata, tetapi difokuskan di Terminal Cikidang kemudian wisatawan akan diangkut dengan kendaraan yang lebih kecil.
“Rekayasa arus kendaraan ini bertujuan untuk mengantisipasi kepadatan dan kemacetan lalu lintas serta antisipasi terjadinya kecelakaan lalu lintas, karena ada beberap titik jalur di Sukabumi merupakan daerah rawan kecelakaan,” katanya.
Sementara, Kepala Dinas, Pariwisata, Kebudayaan dan Pemuda dan Olah Raga (Disparbudpora), Thendy Hendrayana mengatakan, pihaknya saat ini tengah melakukan pembenahan lahan parkir di lokasi wisata.
“Pembenahan ini bertujuan untuk mengantisipasi penumpukan kendaraan di lokasi wisata, sehingga kendaraan yang keluar masuk lokasi wisata bisa diatur,” tambah Thendy.