Jalur mudik di wilayah pantura dan Nagreg semakin dipadati para pemudik. Mereka memilih melakukan perjalanan pada malam hari. Berdasarkan pantauan pukul 19.00 WIB, pengendara bermotor dari Jakarta mendominasi sepanjang jalan pantura Subang. Jumlah kendaraan mencapai 1.000 unit per 15 menit.Ramainya lalu lalang pemudik bisa terlihat hingga pukul 03.00 WIB.
Kepadatan kendaraan mulai dari perbatasan Karawang- Subang. Memasuki kawasan Ciberes, Patokbeusi, beberapa pengendara motor beristirahat di sisi jalan atau warung dadakan di jalan pantura. Pemudik asal Jakarta,Dika, 28 mengaku lebih nyaman jalan mudik pada malam,karena terhindar dari teriknya matahari. Bermudik di malam hari juga bisa mengurangi kemacetan di siang hari. Pria yang hendak bermudik ke Tegal, Jawa Tengah itu menyayangkan fasilitas penerangan jalan umum (PJU) yang minim di kawasan pantura.
Sebab,PJU sangat berpengaruh dalam menjaga keamanan pengguna jalan. Pemandangan dari para pemudik mulai terlihat seperti pengendara motor yang memaksakan berboncengan lebih dari satu penumpang dan bajaj yang mengangkut penumpang di kawasan Pasar Sukamandi. Menurut Kanit Patroli Pospam Sukamandi Ipda Dulapi, biasanyapusatkepadatankendaraan pemudik terjadi di Pasar Sukamandi, Ciasem, dan Pamanukan.
”Jika siang hari kami mulai membuka titik putar (UTurn) bagi pengguna jalan,pada malam kami menutup kembali dan mengecek bila ada pembongkaran titik putar,”ujarnya. Kepadatan kendaraan juga terpantau di Gerbang Tol (GT) Cikopo.Meski kepolisian memperkirakan puncak arus mudik pada H-3 dan H-2,namun jumlah kendaraan pemudik yang keluar tol cukup membeludak. Sehingga, harus diberlakukan sistem buka-tutup di Pertigaan Cikopo untuk mengurai kepadatan di pantura.
Kemacetan di sepanjang jalur Cikopo-Mutiara-Jomin-Pantura sempat terjadi. Dengan terpaksa arus lalu lintas dialihkan ke jalur tengah,yakni Cikopo-Sadang-Subang-Cikamurang- Pantura. Pengalihan ini membuat kesal pemudik yang tak bisa melalui pantura sebagai jalur favorit menuju Jawa Tengah dan Jawa Timur. ”Kondisinya tidak memungkinkan memaksakan kendaraan masuk pantura. Lihat saja ekor sampai Pertigaan Cikopo.
Jika sejumlah titik kemacetan di pantura sudah terurai,maka jalur ini kembali dibuka,” kata Kasat Lantas Polres Purwakarta AKP Agus Wahyudi. Adanya pengalihan sejak pukul 18.00-20.00 WIB mengakibatkan kepadatan di jalur tengah. Antrean di Simpang Empat Sadang juga sempat terjadi,karena ada pertemuan arus dengan pemudik yang keluar GT Sadang.
Kondisi diperparah banyaknya masyarakat yang beraktivitas di sekitar pusat perbelanjaan Sadang Terminal Square (STS). Pantauan kembali ke GT Cikampek, arus kendaraan sebaliknya yakni dari pantura menuju Tol Cikampek harus dialihkan melalui Kawasan Bukit Indah (KBI) kemudian masuk tol lewat GT Kalihurip. Sedangkan GT Cikampek, sebanyak 14 gardu difungsikan sebagai pintu keluar untuk menghindari antrean panjang.
Sekitar pukul 20.00 WIB,jalur Cikopo- Mutiara-Jomin-Pantura berhasil terurai sehingga rute tersebut kembali dibuka. Di wilayah pantura Kabupaten Indramayu, kendaraan roda dua dan empat dari arah Jakarta terlihat ramai.Sejak dini hari, arus kendaraan sepeda motor rata-rata sebanyak 7.000 unit per jam. Lalu, mencapai puncaknya pada pukul 08.00- 09.00 WIB dengan jumlah 9.247 kendaraan. Selain motor, kendaraan roda empat juga meningkat cukup signifikan.Kendaraan roda empat per jamnya mencapai 2.700 unit.
Padahal, hari-hari sebelumnya hanya 1.000-1.500 kendaraan. Suasana arus mudik di pantura Kabupaten Cirebon tadi malam mulai padat. Peningkatan arus naik sekitar 45% dari arus normal atau mencapai 87.000 unit dibanding hari sebelumnya yang hanya 40.000 kendaraan. Wakapolri Komjen Pol Nanan Soekarna memprediksi lonjakan pemudik terjadi pada H-3 atau hari ini.Biasanya akan terjadi kepadatan yang menyebabkan arus lalu lintas mengalami kemacetan. ”Maka itu, supaya tidak stuck di H-3, para pemudik diimbau mengatur waktunya.
Dengan lonjakan pemudik yang besar, sedangkan kapasitas jalan tidak mencukupi, maka terjadi stuckdi beberapa jalur mudik,”ujarnya. Menurut petugas pos Weru Dinas Perhubungan Kabupaten Cirebon Hasanudin, volume kendaraan akan melonjak hari ini sekitar 20.000 per jam. Dari data tahun lalu, volume kendaraan yang tercatat di pos mudik Weru pada H-3 mencapai 589.593 unit. Dari data tersebut, H-3 tercatat sebagai masa puncak mudik.
Pantauan pukul 21.00 WIB tadi malam,arus mudik dari barat menuju timur atau Bandung menuju Garut-Tasikmalaya yang melalui jalur Nagreg masih terlihat ramai lancar. Kecepatan kendaraan yang melintas baik roda dua maupun empat berkisar 50-60 km per jam.Pengendara motor diimbau lebih berhati-hati jika melintasi jalur Nagreg,karena beranjak malam terpaan angin cukup kencang bisa mengganggu lajunya sepeda motor.
Berdasarkan pencatatan pos pemantauan Dishub Nagreg, pada Selasa (14/8) total kendaraan yang melalui jalur alternatif Cijapati mencapai 7.857 unit. Dari arah timur ke barat sebanyak 3.852 unit, dari arah sebaliknya 4.005 unit kendaraan. Sedangkan di Nagreg pada hari sama tercatat 60.924 kendaraan.Dari arah barat menuju timur sebanyak 37.970 unit dan arah sebaliknya sekitar 22.946 kendaraan.
Sementara itu,jalur Bypass Gentong sepanjang 1,2 km di Desa Cibahayu, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya, dinilai membahayakan jika saat ini digunakan para pemudik. Selain ramburambu tidak lengkap juga bahu jalan hanya dibatasi tali plastik dan pagar bambu. Pada pukul 14.00 WIB,jalur tersebut belum dibuka apalagi diujicoba. Sedangkan jalur utama sudah dipadati pemudik meski belum menimbulkan kemacetan.
Diprediksi puncak kemacetan terjadi hari ini hingga Sabtu (18/8). Di pos pemantauan arus jembatan timbang Gentong, kepadatan lalu lintas tercatat 1.000 kendaraan per jam. Dari jumlah tersebut, kendaraan yang melintas didominasi sepeda motor dan kendaraan pribadi dengan nomor polisi B (Jakarta) dan D (Bandung). Di Kabupaten Garut, tabrakan beruntun terjadi di Jalan Raya Malangbong, Kampung Andir, Desa Campaka, Kecamatan Malangbong, pukul 13.30 WIB.
Tercatat empat kendaraan terlibat dalam insiden tersebut dan tidak menimbulkan korban jiwa. Sekretaris Dinas Perhubungan Kabupaten Garut Dikdik Hendrajaya menyebutkan jumlah kendaraan dari Bandung menuju Tasikmalaya yang melintasi jalur Limbangan sejak pukul 08.00-19.00 WIB berjumlah 33.939 unit. Di waktu yang sama, jumlah kendaraan dari Bandung menuju Garut kota yang melintasi jalur Kadungora berjumlah 21.819 unit.
Kemacetan juga sudah terjadi di wilayah Brebes, tepatnya di Pertigaan Pejagan dan di pintu keluar tol Pejagan hingga sepanjang lebih dari 2 km. Hal ini terjadi lantaran banyaknya kendaraan yang keluar dari tol Kanci–Pejagan.Para pemudik menganggap dengan melewati tol, berarti tidak ada kemacetan. Namun, kenyataannya ruas tol justru macet dibandingkan jalur pantura.
Akibat kemacetan tersebut, kendaraan baik roda dua atau lebih yang hendak ke Tegal, Purwokerto,Yogyakarta melalui Ketanggungan Brebes terpaksa tertahan di Pertigaan Pejagan karena banyaknya kendaraan roda empat atau lebih yang keluar dari tol Pejagan. Kondisi itu memaksa petugas polisi mengalihkan jalur Pejagan–Ketanggungan ke arah Tanjung Brebes. Adapun kendaraan yang keluar dari tol Pejagan melalui pantura juga tertahan hingga sekitar 2 km.
Praktis, terjadi penumpukan kendaraan pada jalan menuju pantura tersebut. Kasat Lantas Polres Brebes AKP Harry Ardianto mengatakan, adanya kemacetan di Simpang Tiga Pejagan ini karena banyaknya kendaraan yang datang dari arah barat melalui tol Pejagan. ”Kalau penumpukan kendaraan di tol terus terjadi,imbasnya Pejagan jadi macet seperti ini,”katanya. heru muthahari/ asep supiandi/ tomi indra/erika lia/ iwa ahmad sugriwa/ nanang kuswara/ fani ferdiansyah/ akrom hazami
Sumber : www.seputar-indonesia.com