Sedikitnya 16 warga tewas akibat banjir di Manila, Filipina yang sudah terjadi sepekan terakhir. Akibat hujan deras selama 11 hari berturut-turut, 60-80% wilayah Manila tergenang dengan ketinggian air bervariasi.
Saat ini tim penyelamat terus berusaha menyalurkan bahan makanan, air bersih, dan pakaian bagi sekitar 850.000 warga yang terpaksa meninggalkan rumah akibat banjir. Sementara korban jiwa dalam bencana ini terus meningkat. Hingga kemarin Dewan Pengurangan Risiko Bencana Nasional dan Manajemen Filipina memaparkan, sekitar 250.000 warga berlindung di sekolah, tempat senam, dan bangunan lain yang telah berubah menjadi pusat-pusat evakuasi, sementara yang lain tinggal dengan kerabat dan teman. Hujan terus menerus menyebabkan warga terjebak di atas atap permukiman mereka.
”Jalan-jalan di beberapa daerah terlihat seperti sungai. Orang harus menggunakan perahu untuk bergerak. Semua jalan dan gang tergenang,” ungkap Kepala Pertahanan Sipil Benito Ramos kepada AFP. Sementara itu, korban tewas di Manila dan provinsi-provinsi terdekat mencapai 16 orang, termasuk sembilan dari anggota satu keluarga yang tewas dalam tanah longsor. Menurut pihak berwenang, jumlah korban tewas akibat musim hujan yang melanda Filipina sejak akhir Juli mencapai 69 orang. Sebelumnya Filipina terus bertahan dari sekitar 20 badai angin topan setiap musim hujan.
Namun, banjir yang terjadi lebih dari sepekan di Manila itu membuat kota yang terdiri atas 15 juta orang itu menjadi yang terburuk sejak 2009, ketika badai tropis Ketsana menewaskan lebih dari 460 orang. Bencana yang melanda Filipina itu mendapatkan perhatian dari Sekretaris Jenderal Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) Surin Pitsuwan yang kemarin menyatakan Pusat Bantuan Kemanusiaan ASEAN (AHA Centre) di Jakarta memonitor situasi di Filipina secara mendekat dan mempersiapkan respons jika situasi kian memburuk.
”Sebagai Koordinator Pusat Bantuan Kemanusiaan ASEAN, saya akan terus bekerja secara mendekat dengan AHA Centre untuk memonitor situasi dan menginisiatifi tindakan yang dibutuhkan,” papar Surin dalam pernyataan yang diterima SINDO kemarin. ”Kami menghargai usaha peme rintah dan lembaga kemanusiaan lain di Filipina yang menyelamatkan ribuan nyawa sebagaimana kami sampaikan jaminan kami bahwa ASEAN siap siaga untuk membantu dan menyediakan bantuan darurat begitu diminta.
” Senasib dengan Filipina, China pun dihantam oleh badai topan Haikui yang menerjang pantai timur kemarin pagi untuk ketiga kalinya. Lebih dari satu juta orang dievakuasi dan 23 orang meninggal dalam serangan badai. Pusat keuangan China, Shang hai tidak terkena dampak langsung, namun penerbangan dan beberapa layanan ke reta dihentikan. ●wenny juanita
Sumber : www.seputar-indonesia.com