Polisi menemukan bahan kimia dan sejumlah barang yang diduga bagian dari rangkaian bom. Barang-barang mencurigakan tersebut ditemukan di sebuah rumah di RT002 RW04 Kampung Janis, Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat. Selain itu ditemukan pula lembaran kertas berisi petunjuk perakitan bom. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto mengungkapkan, barang-barang mencurigakan itu diidentifikasi milik Muhamad Toriq, 32, putra pemilik rumah yang bernama Ibu Iyut.
Polisi hingga tadi malam belum memastikan apakah yang bersangkutan masuk dalam jaringan terorisme. Namun menurut Rikwanto, pemuda itu diketahui bagian dari jaringan kelompok garis keras, tetapi belum masuk daftar orang yang difokuskan dalam pemantauan kepolisian. Toriq sendiri keburu kabur sebelum polisi datang ke tempat kejadian perkara (TKP).”Yang bersangkutan melarikan diri,” ucap Rikwanto, di Jakarta, kemarin.
Temuan bahan-bahan bom terjadi secara tidak sengaja.Hal itu berawal setelah dari dalam rumah tiba-tiba terlihat keluar banyak asap dan tercium aroma bahan kimia sekitar pukul 17.00 kemarin. Ketua RT002 Subagio, 45, menuturkan, warga yang mengira terjadi kebakaran di rumah Toriq sempat berusaha mendobrak pintu rumah. ”Kita sempat dobrak pintu, tapi ternyata ditahan dari dalam. Ketika warga berhasil mendobrak, Toriq terlihat kabur. Ada warga yang melihat dia membuang sesuatu ke got,” ujarnya.
Di dalam rumah tersebut warga kemudian menemukan sejumlah bubuk bahan kimia. Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Suntana menjelaskan, daripemeriksaan,bahankimia dimaksud adalah jenis belerang, asam sulfat.Selain itu ditemukan kabel, paku, botol, serta beberapa telepon genggam. ”Apakah itu digunakannya untuk membuat rangkaian, kami belum dapat memastikan. Tapi bisa saja karena tercampur dengan kabel-kabel yang lain,” katanya.
Hingga berita ini diturunkan, petugas kepolisian dan beberapa anggota tim Gegana terlihat masih berjaga-jaga di lingkungan tersebut.Tim Gegana sudah melakukan olah TKP sekaligus membawa barang-barang yang diduga bom tersebut. Adapun rumah yang tampak dibuat tertutup dengan triplekstripleks pada ventilasi angin itu sudah dipasangi garis dilarang melintas oleh petugas Polres Metro Jakarta Barat.
”Orang tua Toriq, Iyut, beserta istri Toriq, Yati, sudah diamankan di PolsekTambora,” jelas Santana. Di lingkungan sekitar,Toriq dikenal sebagai pria yang suka beribadah. Hanya saja, untuk bersosialisasi dengan warga yang lain,Toriq dikenal lebih penyendiri. ”Ibadahnya oke. Tapi ya datangnya itu selalu telat ke masjid. Ketika orang lain sudah selesai, dia baru datang. Kalau sama tetangga yang lain, dia memang agak pendiam,”kata Subagio.
Sementaraitu, kemarinDensus 88/Antiteror Polri kembali berhasil membekuk tersangka jaringan terorisme Solo. Firman, 20, ditangkap di sebuah rumah di Taman Anyelir II Blok E1No 1 RT002 RW010, Kali Mulya,Cilodong, Depok sekitar pukul 06.00 kemarin. Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Mabes Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar menerangkan,Firman yang merupakan teman satu angkatan Muhsin, terduga teroris yang tewas dalam penyergapan di Solo,saat mengenyam pendidikan Pondok Pesantren Ngruki, Solo, diidentifikasi terlibat dalam aksi teror pada 17,18,dan 30 Agustus di Solo.
Pada insiden penembakan pos pengamanan polisi, Jumat (17/8), Firman berperan memboncengkan tersangka Farhan. Farhanlah yang menjadi eksekutor penembak. ”Sementara Muhcsin dan Bayu Setiono melakukan pengamatan disekitarkawasan itu. Mereka ikut tapi menggunakan sepeda motor lain,”jelas Boy di Mabes Polri kemarin. Firman juga memiliki peran ikut merencanakan target dan sasaran teror.
Dia juga yang menyiapkan kegiatan serangan kepada petugas kepolisian. Firman bersama dua tersangka yang tewas ditembak serta Bayu Setiono pun diketahui terlibat pelatihan militer di Gunung Merbabu, Boyolali, Jawa Tengah. Dalam pelatihan itu mereka melakukan aktivitas menembak, membongkar senjata, dan pelatihan fisik. ”Setelah pelatihan,mereka mulai melakukan aksinya untuk survei.
Firman ikut bersama Bayu dan melakukan kegiatan pengamatan terhadap target-target yang akan dilakukan penyerangan oleh kelompok ini,”papar Boy. Adapun pada peristiwa Kamis (30/8), Firman juga memboncengkan Farhan yang menjadi eksekutor dan menewaskan Bripka Dwi Data Subekti. Dari hasil penyidikan polisi, diduga kuat Farhan memiliki peran penting di kelompok ini.”Itulah kenapa kita berupaya mendapatkan Firman, kita bersyukur dia tertangkap,” ucap Boy. Setelah peristiwa pada Kamis (30/8),
Densus mendeteksi Firman menuju Bandung, Tasikmalaya, dan Depok. Diduga dia bergerak menuju rumah orang tuanya di Bandung atau Tasikmalaya. Baru kemudian dia bergeser ke Depok dan ditangkap. Untuk mengungkap lebih jauh sepak terjang Firman dkk,polisi akan melakukan penyelidikan terhadap laptop yang disita dari Firman. Diharapkan, dari laptop itu diketahui aktivitas kelompok ini. ”Terutama komunikasi mereka di dunia maya.Penyelidikan melibatkan tim dari cyberforensik,” tutur Boy.
Gedung DPR Diincar
Gedung DPR/MPR Jakarta ternyata menjadi incaran aksi terorisme.Kapan dan apa motif teror terhadap gedung wakil rakyat itu belum diketahui, tetapi pelaku terorisme yang merupakan jaringan kelompok teroris Solo sudah melakukan survei dan pemetaan. Rencana teroris tersebut diungkapkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Ansyaad Mbai di Jakarta kemarin.Menurut dia, rencana tersebut terungkap dari pemeriksaan tersangka teroris bernama Muji yang ditangkap di Poso, Sulawesi Tengah, beberapa bulan lalu.
Adapun peta yang dibuat kelompok teroris kini sudah diamankan Densus 88/Antiteror Polri. Menurut dia,kelompok Solo memiliki keterkaitan dengan tersangka teroris hacker yang ditangkap di Bandung dan Medan. Kelompok hackerini mengalirkan dana kepada kelompok Poso untuk menjalankan pelatihan teroris di kota tersebut. Dia pun mengingatkan, meski kelompok ini tidak sehebat jaringan teror Noordin M Top atau Dr Azhari,hal tersebut tetap perlu diwaspadai.
”Yang jelas semua memang harus waspada, kita sudah beri tahu pihak DPR. Kelompok ini sudah melakukan pelatihan dan perencanaan,” ujar Ansyaad saat dihubung SINDOkemarin. Ketua Komisi III DPR Gede Pasak Suardika mengapresiasi info yang disampaikan BNPT dan info tersebut dinilai positif dan tidak menyalahi aturan apa pun. DPR sendiri menyikapi hal tersebut dengan mengantisipasi berbagai kemungkinan bila info tersebut benar terjadi.
”Ya itu kan dari BNPT tentu harus dihargai. Yang penting sekarang bagaimana antisipasinya, ”ujar dia. Anggota Komisi I DPR RI Tjahjo Kumolo menilai kemungkinan terorisme mengalihkan sasarannya kepada para politikus di gedung parlemen bisa saja terjadi. Menurut dia, aksi dugaan terorisme bisa jadi sasarannya ingin menyatakan opini bahwa teroris masih ada di Indonesia dan saat ini Indonesia sedang dalam kondisi tidak aman.
”Mencermati dinamika yang terjadi di Solo, dugaan aksi teror mengarah pada keamanan, bisa juga berikutnya mengincar tokoh politik,” kata Tjahjo Kumolo. Politikus PDI Perjuangan itu menilai, informasi yang disampaikan Ansyad Mbaai cukup valid sehingga ia berharap segera ada peningkatan pengamanan di lingkungan kompleks parlemen.”Tugas pemerintah untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat,”tandasnya.
Sekretaris Jenderal DPR RI Nining Indra Saleh mengambil langkah cepat untuk meningkatkan keamanan di lingkungan kompleks parlemen menyusul isu kompleks para politikus tersebut akan menjadi salah satu sasaran terorisme.”Kami sudah menerima surat imbauan terhadap kemungkinan bahaya terorisme dari BNPT dan sudah dikoordinasikan dengan jajaran keamanan untuk mengantisipasi,” kata Nining Indra Saleh di Jakarta,kemarin.
Menurut dia, keamanan di kompleks parlemen saat ini dalam kondisi waspada sehingga pengamanannya ditingkatkan dengan menyiagakan jajaran keamanan maupun memasang kamera CCTV di ruang-ruang publik di kompleks parlemen. megiza/r ratna purnama/ krisiandi sacawisastra/ robbi khadafi/helmi syarief .
Sumber : www.seputar-indonesia.com