Pada tanggal 26 Agustus 2012 telah terjadi peristiwa bentrokan di Sampang, Madura. Berikut adalah data korban dan kerusakan akibat bentrokan tersebut.
Seperti diketahui akibat peristiwa tersebut satu orang atas nama Muhammad Hasyim alias Hamamah (50) tewas, sementara satu orang lain mengalami luka berat atas nama Tohir (45). Selain itu peristiwa itu juga menyebabkan puluhan rumah warga muslim Ssyiyiah dibakar, sehingga menyebabkan ratusan warga Syiah harus menjadi pengungsi.
“Kami dari KontraS Surabaya bersama relawan jaringan solidaritas kemanusiaan menemukan beberapa data mengenai kerusakan akibat peristiwa tersebut,” ujar aktivis KontraS Surabaya, Andy Urfan, dalam siaran pers yang diterima detikcom, Minggu (2/9/2012).
Ini hasil lengkap temuan dari dua LSM tersebut terkait peristiwa Sampang beberapa waktu lalu.
1. Jumlah warga Syiah yang belum ditemukan adalah 15 orang.
2. Jumlah bangunan yang terbakar terdapat pada 48 lokasi; dengan rincian pada satu lokasi terdapat satu bangunan rumah utama, satu bangunan dapur, satu bangunan mushola, dan satu bangunan kandang ternak; Seluruh rumah yang terbakar adalah rumah warga jama’ah Syiah yang terletak di dua desa yaitu Desa Karang Gayam dan Desa Blu’uran.
3. Seluruh bangunan yang terbakar adalah rumah milik dari 64 keluarga.
4. Ditemukan kerangka satu unit motor yang telah terbakar dan dikabarkan puluhan yang lain hilang.
5. Warga setempat menginformasikan bahwa beberapa ekor ternak (kambing dan sapi) ikut terbakar dan puluhan yang lain hilang.
Diberitakan sebelumnya, kerusuhan massa antara pengikut Syiah dan kelompok Sunni pecah di Dusun Nangkernang, Desa Karanggayam, Omben, Kabupaten Sampang, Madura pada Minggu (26/8/2012) siang kemarin. Bentrok yang menjatuhkan 2 korban tewas ini bermula dari cekcok yang terjadi antara santri pengikut Syiah dengan sekelompok Sunni.
Mobil para santri yang hendak keluar dari Sampang itu dihadang dalam perjalanannya ke Bangil. Peristiwa ini semakin memanas ketika salah seorang anggota kelompok Sunni itu terkena bom bondet yang berisi gotri. Bom itu sendiri ditanam sebagai ranjau di areal rumah para pengikut Syiah.
Sebenarnya kasus ini berawal dari masalah keluarga dan asmara. Masalah keluarga ini melibatkan Tajul Muluk dan Rois yang merupakan kakak beradik. Awalnya, kedua-duanya merupakan pengikut Syiah. Namun, keduanya terlibat cinta segitiga dengan seorang perempuan. Dalam perkembangannya, Rois kemudian keluar dari Syiah.
“Sebenarnya kasus ini bermula dari dua orang bersaudara yang sama-sama Syiah, sama-sama ke pondok pesantren lalu sama jatuh cinta kepada seorang gadis yang sama. Sehingga yang satu menyatakan keluar dari Syiah-nya, lalu memprovokasi orang-orang yang tidak tahu apa-apa antara Syiah-Sunni,” tutur Mahfud MD, tokoh Madura yang saat ini menjabat ketua MK.