Kebakaran hutan di Kabupaten Ciamis kembali terjadi. Setelah sebelumnya api membakar kawasan hutan di Gunung Cicapar, warga kembali dikhawatirkan dengan peristiwa kebakaran hutan di kawasan Situs Gunung Susuru tepatnya di Dusun Bunder, Desa Kertabumi, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis.
Peristiwa kebakaran yang berlangsung sejak Minggu (9/9) malam itu, pertama kali diketahui juru pelihara atau kuncen yang sedang mengontrol sekitar kawasan gunung yang mendapati kepulan asap tebal dari arah lereng gunung, tepatnya dari bawah lembah Sungai Cimuntur. Kobaran api semakin meluas dan menjalar ke kawasan hutan adat yang kondisinya sangat kering akibat kemarau panjang. “Melihat kepulan asap, saya coba memastikan sumbernya.
Ternyata suara gemeretak api membakar semakin banyak dan meluas di sekitar Gunung Susuru,”kata juru kunci Adang, 58,kemarin malam. Api terus menyebar sekalipun berbagai upaya pemadaman oleh petugas penjaga situs dibantu oleh warga dilakukan. “Karena kondisi tidak memungkinkan, warga berinisiatif menghubungi pemadam kebakaran,” kata Adang.
Akan tetapi, mobil pemadam tidak bisa mencapai lokasi karena badan jalan terlalu sempit. Akhirnya,warga membuat penampungan sementara dengan menggunakan terpal dan pembatas sederhana.“Dari penampungan, warga membawa air menggunakan ember dan jeriken ke kawasan Situs Gunung Susuru agar tidak terbakar,” tambah Adang.
Meski kobaran api tidak terlalu besar, kata dia,namun api hingga pertengahan malam masih menyala di beberapa titik. “Total luas kebakaran diperkirakan mencapai tiga hektare lebih. Dugaan sementara, sumber api akibat ada pengunjung situs yang membuang puntung rokok,”ungkap Adang. Kapolsek Cijeungjing AKP Ipin Tasrinpin membenarkan peristiwa kebakaran di kawasan hutan Gunung Susuru tidak jauh dari lokasi situs budaya Susuru.Luas kawasan yang terbakar mencapai tiga hektare.
“Ini merupakan kejadian kebakaran untuk yang kedua kalinya.Karena pada 2007 lalu kebakaran serupa sempat terjadi dengan luas areal yang terbakar lebih luas mencapai lima hektare,”ujar Ipin. Pascakebakaran, lanjut Ipin, pihaknya terus berkoordinasi dengan pengelola Gunung Susuru, karena dikhawatirkan masih ada oknum pengunjung yang kurang memperhatikan kondisi lingkungan.
“ Misalnya masih ada yang sengaja membuang puntung rokok di tumpukan dedaunan kering yang mudah terbakar. Karena kondisi sedang kemarau, sumber api sekecil apapun bisa membahayakan kawasan hutan,”tandas Ipin. ujang marmuksinudin
Sumber : www.seputar-indonesia.com