Gunung Anak Krakatau yang terletak di Perairan Selat Sunda sepanjang Senin (3/9), diselimuti kabut tebal sehingga tidak terlihat jelas semburan pijar dan asap berwarna putih kelabu yang dimuntahkan dari letusan gunung tersebut. Seorang petugas pengamatan di Pantai Anyer Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, menyebutkan aktivitas Gunung Anak Krakatau masih terus mengeluarkan letusan dan terjadi kegempaan vulkanik. Namun, sejak pagi hingga malam ini tidak terlihat aktivitas letusan maupun pijar. Sebab aktivitas kegempaan Anak Krakatau terjadi sepanjang Minggu (2/9) tercatat 49 kali. Dari 49 kegempaan itu, kata dia, vulkanik A (dalam) sebanyak 4 kali, vulkanik B (dangkal) tercatat 15 kali. Sedangkan, kegempaan tremor sebanyak 20 kali dan hembusan mencapai 10 kali. Akan tetapi, ujar dia, hingga kini frekuensi letusan dan kegempaan Anak Krakatau masih fluktuatif. Selama ini Anak Krakatau tetap dalam status waspada level II dan masyarakat dan nelayan dilarang mendekat kawasan gunung tersebut. “Saat ini kegempaan Anak Krakatau masih dinyatakan status waspada level II oleh PVMBG,” katanya. Sementara itu sejumlah warga pesisir Pantai Anyer mengatakan selama ini aktivitas Anak Krakatau tidak menimbulkan kepanikan. Masyarakat dan nelayan seperti biasa melakukan aktivitas sehari-hari. “Kami sudah terbiasa jika Anak Krakatau aktif karena bertahun-tahun tinggal di sini aman dan damai,” ujar Mulyadi warga Desa Pasauran, Kabupaten Serang.(Ant/DNI)
Sumber : www.metronews.com