Rencana kenaikan tarif tenaga listrik (TTL) sebesar 15-16% yang akan dilakukan pemerintah pusat mendapat penolakan dari pengusaha di Jabar.
Ketua DPD Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Barat Dedy Widjaya mengatakan, kenaikan TTL sebesar 15-16% pada 2013 akan memberikan beban bagi masyarakat. Kenaikan TTL ini akan memberikan multiplayer effect. “Kenaikan tersebut berpotensi menimbulkan multiplayer effect. Satu contohnya, bagi dunia industri, kenaikan tersebut dapat membuat biaya produksi meningkat,” kata Dedi saat dihubungi SINDO, kemarin.
Menurut dia,rata-rata biaya listrik menyedot 20-25% dari biaya operasional industri. Jika naik 15%, tentunya beban industri akan semakin berat. “Kenaikan TTL sebesar 15- 16% dapat menyebabkan biaya produksi industri meningkat 10-15%.Apabila hal itu terjadi, untuk menutupi kenaikan biaya produksi otomatis industri pun akan menaikkan harga jualnya kepada konsumen,” tuturnya. Selain itu, lanjut Dedi, harga kebutuhan menjadi mahal sehingga daya beli konsumen akan melemah.
“Ini dapat membuat berbagai produk industri kurang laku,efeknya industri sulit berkembang, ”tegasnya. Karena faktor dan kemungkinan tersebut,Deddy menambahkan, pihaknya menolak keras rencana pemerintah dalam menaikkan TTL. Penolakan kenaikan TTL pun diungkapkan Himpunan Lembaga Konsumen Indonesia (HLKI) meminta pemerintah mencabut rencana kenaikan tersebut.
Ketua HLKI Jabar,DKI,dan Banten Firman Turmantara mengatakan, kenaikan TTL dapat semakin membebani masyarakat, yang merupakan konsumen PT PLN.“Selain meminta pemerintah untuk tidak menaikkan TTL, kami pun akan mengadukan pemerintah dan PT PLN (Persero) berkaitan dengan biaya payment point online bank(PPOB) kepada pelanggan PLN,”ungkap Firman. CR2
Sumber :www.seputar-indonesia.com