Petani padi Bojongsari menunda bercocok tanam kembali akibat adanya kekeringan. Sementara di Limo, kekeringan juga melanda petani sayuran sehingga dikhwatirkan gagal panen. Minimnya sumber daya air menyebabkan petani memberlakukan sistem shift dalam penyaluran air ke berbagai wilayah.
Petani penggarap di Bojongsari, Ajliun (65) mengaku, kesulitan dalam memperoleh air untuk mengairi sawahnya. Dirinya terpaksa menunggu untuk bercocok tanam kembali sampai persediaan air mencukupi. “Kalau sekarang ini ya sulit air. Apalagi musim kering kayak gini,” ujarnya, Selasa (4/9).
Ajliun mengatakan, dirinya merupakan petani terakhir yang melakukan panen di wilayahnya. Sementara petani lainnya sudah melakukan panen mulai dari sebelum bulan puasa. Namun tidak ada satu pun diantara mereka yang sudah merencanakan untuk menanam padi kembali.
Hal senada diutarakan petani lainnya, Asman (63) mengaku petani di wilayahnya melakukan pembagian shift dalam pengairan. Pada siang hari, aliran air diarahkan pada empang atau kolam ikan. Sementara pada malam hari, dialirkan untuk sawah.
Pembagian air juga dilakukan per wilayah. Misalnya saja setiap malam Sabtu dan malam Minggu, air dialirkan ke daerah Bojongsari, sementara hari lainnya ke Kecamatan Sawangan. Asman mengatakan, pembagian air berdasarkan waktu tersebut bertujuan untuk pemerataan air bagi petani di Depok. Meski agak sulit mendapatkan air, namun dengan pembagian air pada malam hari untuk sawah menurutnya cukup membantu petani.
Dia memprediksi kekeringan atau kesulitan air tersebut tidak berlangsung lama, seperti biasa saat musim penghujan air akan melimpah. “Ya memang sekarang air sulit, tapi nanti saat musim hujan air akan melimpah,” terangnya.
Meski begitu, ia tetap berharap agar sawah di Depok tidak tergerus oleh perumahan. Menurutnya, sebgai petani penggarap dia prihatin dengan alih fungsi lahan menjadi perumahan. “Ya ini memang pekerjaan kita satu-satunya, kalau sawah digusur kita mau kerja di mana lagi,” ujarnya.
Tidak hanya di Bojongsari, kekeringan juga mulai melanda petani sayur di Limo. Menurut salah satu petani sayur, Rojak, mengatakan sebanyak dua hektar lahan di Limo juga mengalami kekeringan. Menurut dia, kekeringan menyebabkan para petani sayuran mengalami gagal panen.
Kepala Dinas Peternakan Perikanan dan Pertanian Kota Depok Zalfinus Irwan mengatakan pihaknya sudah menyalurkan bantuan untuk pengadaan pompa air. Pompa air tersebut merupakan bantuan dari pemeirntah pusat dalam menanggulangi kekeringan. Untuk itu dirinya mempertanyakan bantuan pengadaan pompa air tersebut sudah digunakan apa belum. “Kalau ditanya kesulitan air. Kan sudah ada bantuan dari APBN, pengadaan pompa air sudah dipakai kelompok tani belum,” ujarnya. (A-185/A-147)***
Sumber : www.pikiran-rakyat.com