Musim kemarau panjang menyebabkan ratusan warga Desa Singkup,Kecamatan Japara,Kabupaten Kuningan kesulitan mendapat air bersih akibat sumur dan air ledeng tidak mengalir.
Hal ini menyebabkan setiap hari warga harus mengantre mengambil air dari satu-satunya sumber mata air di desa tersebut untuk memenuhi kebutuhan air minum dan mandi. Berdasarkan pantauan, setiap hari warga harus mengantre di sebuah MCK yang dibangun warga secara swadaya yang terdapat mata air di sana. Dengan berbekal ember dan jeriken, warga dengan tertib mengantre menampung air yang mengocor dari keran MCK tersebut.
“Antrean panjang biasanya terjadi saat pagi hari karena banyak yang membutuhkan air untuk mandi karena akan beraktivitas. Sejak subuh warga biasanya sudah mulai berdatangan,” kata Aripin, salah seorang warga. Aripin mengungkapkan,kondisi tersebut sebenarnya sudah terjadi sejak empat bulan yang lalu karena keran ledeng mereka sudah tidak mengocor. “Padahal iuran bulanan dibayar lancar,namun tanpa ada pemberitahuan,air ledeng mati sejak empat bulan ini. Sedangkan sumur sudah kering sehingga kami terpaksa mengambil air dari MCK yang jaraknya sekitar 1 km,”kata Aripin.
Sementara itu, kepala dusun setempat, Amad, mengungkapkan pernah beberapa kali desanya mendapat pasokan air bersih dari PDAM Kuningan dengan menggunakan tangki.Namun,hal tersebut hanya berlangsung seminggu sekali, padahal kebutuhan warga akan air bersih harus setiap hari. “Sebenarnya kami mengharapkan pemenuhan air bersih di Desa Singkup oleh PDAM langsung, bukan oleh swasta. Kami sangat berharap ada perhatian dari pemerintah untuk bisa membuat sambungan pipa PDAM ke desa kami secepatnya,” kata Amid.
Sementara itu, Direktur PDAM Kuningan Kamdan mengakui hingga saat ini sambungan pipa PDAM belum menjangkau Desa Singkup karena selama ini sudah ditangani oleh pihak swasta. Namun dengan adanya keluhan dari masyarakat dan permintaan untuk pemenuhan sambungan PDAM,pihaknya sudah merencanakan untuk memenuhinya pada tahun ini. mohamad taufik
Sumber : www.seputar-indonesia.com