Lahan areal persawahan dan ladang palawija di sekitar Sungai Cijangkelok di wilayah Kec. Cibingbin, sebagian besar kini sudah kehilangan sumber air. Sumur-sumur gali di tengah areal persawahan dan ladang yang dibuat setiap musim kemarau di sekitar sungai tersebut sudah kering kerontang.
Sementara, Sungai Cijangkelok yang bermuara ke pantai utara laut jawa itu, di sekitar wilayah Cibingbin sejak tiga pekan terakhir sudah tidak lagi diwarnai aliran air. Bahkan, titik-titik kubangan dan lubuk sumber air andalan petani pada musim kemarau di sungai tersebut saat ini sebagian besar sudah kering kerontang.
Akibatnya, lahan-lahan pertanian yang biasa mengandalkan air kubangan dan lubuk Sungai Cijangkelok di sejumlah desa wilayah kecamatan itu pun, kini kehilangan sumber air hingga tidak bisa diolah untuk tanaman pertanian.
Selain itu, dampak kemarau kali ini juga telah membuat sumur-sumur gali sumber air andalan kebutuhan rumah tangga penduduk Kec. Cibingbing di sejumlah desa sekitar sungai tersebut, kini banyak yang sudah kering kerontang. Sejumlah warga di Desa Dukuhbadag, di antarnya Ny. Sri (50) menyebutkan, sumur gali di rumahnya sudah dua bulan mengering sehingga terpaksa harus menyelang air dari sumur tetangga rumahnya.
Selain itu banyak juga warga di desa-desa sekitar Cijangkelok terpaksa memenuhi kebutuhan air jamban keluarganya dari kubangan-kubangan air tersisa di sungai tersebut. ”Untuk mencukupi kebutuhan air rumah tangga, terutama untuk mandi dan cuci, warga di desa kami sekarang banyak juga yang membuat sumur-sumur kecil di sungai seperti ini,” ujar Ny. Rusni (51) warga Dusun Wage, Desa dan Kec. Cibingbin, yang sedang mengambil air dari sumur kecil buatan warga di Sungai Cijangkelok sekitar dusunnya, Minggu (14/10/12) siang.
Sementara, untuk memenuhi kebutuhan air minum dan masak warga yang sudah tidak memiliki sumber air bersih, terpaksa harus membeli air kemasan atau air bersih dari sumber air pedesaan. Namun, menurut warga beberapa desa di kecamatan tersebut, seperti di Desa Cibingbin, Dukuhbadag, Citenjo, dan Bantarpanjang, air untuk kebutuhan rumah tangga dan jamban keluarga sementara ini relatif masih cukup mudah diperoleh masyarakat.
Kecuali itu, air untuk keperluan olah tanam lahan pertanian di wilayah kecamatan itu, saat ini sudah benar-benar sangat sulit diperoleh petani. Kubangan-kubangan air di Sungai Cijangkelok yang setiap musim kemarau menjadi sumber air andalan lahan pertanian penduduk di kecamatan itu pun, sebagian besar sekarang sudah kering kerontang.
Sementara itu, beberapa wilayah kecamatan di Kab. Kuningan, termasuk di antaranya Kec. Cibingbin, dalam kurun waktu sepekan yang lalu sempat terguyur dua kali hujan lebat. Akan tetapi, hujan tersebut belum berpengaruh terhadap kondisi sumber air andalan para petani.(A-91/A-108)***
Sumber:pikiran-rakyat.com