Hujan yang belakangan ini terus mengguyur wilayah tatar galuh Ciamis mulai mengakibatkan terjadinya bencana tanah longsor dan banjir. Bahkan kawasan wisata Green Canyon di Kecamatan Cijulang yang sebelumnya sempat ditutup total akibat diterjang banjir meluapnya Sungai Cijulang, hingga Minggu (21/10) mulai kembali dibuka untuk wisatawan.
Informasi yang dihimpun Minggu (21/10) menyebutkan sejak Jumat (19/10) hujan yang turun merata hampir di seluruh wilayah tatar galuh Ciamis. Turunnya hujan itu mengakibatkan longsor di beberapa titik di Kecamatan Langkaplancar, Cigugur dan Kecamatan Cikoneng. Sedikitnya sembilan belas rumah warga tertimpa tanah longsor.
Selain itu longsor juga menimbun sejumlah areal persawahan warga yang lokasinya berada di bawah tebing, kejadian tersebut juga menyebabkan beberapa ruas jalan terputus akibat tertimbun tanah. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian terseut. Hanya saja beberapa ruas jalan juga tertutup timbunan material tanah dan batu akibat tebing longsor.
Di Kecamatan Langkaplancar tanah longsor yang terjadi di Desa Bangunkarya dan Sukamulya menghakibatkan delapan rumah rusak akibat tertimpa tanah longsor. Dikhawatrikan muncul longsor susulan yang juga mengancam sejumlah rumah warga yang lokasinya berada di bawah tebing.
Sementara itu di kecamatan Cigugur dua rumah rusak berat akibat tertimpa longsor, dan enam lainnya rusak ringan. Kerjadian tersebut juga menyebabkan jalan Ciwangkal – Harumanada terputus akibat tertimbun tanah.
“Kami butuh bantuan alat berat untuk menyingkirkan timbunan tanah yang menutup jalan. SDepanjang hari ini, warga gotong royong menyingkirkan timbunan tanah, akan tetapi masih belum tuntas. Untuk memercepat pengerjaan, butuh alat berat. Longsor dipicu kondiosi tanah sekitar tebing yang sebelumnya kering berubah menjadi jenuh dengan air setelah diguyur hujan,” ungkap Camat Cigugur Rahmat.
Dia mengungkapkan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi longosor, ia sudah memerintahkan warganya untuk lebih meningkatkan kewasapadaan, terutama bagi warga yang tinggal tidak jauh dari tebing.
Selain itu juga lebih mengaktifkan Siskamling untuk memantau kondisi lingkungan. “Baik yang berada di bawah maupun yang di atas tebing, keduanya memiliki potensi rawan longsor. Apabila turun hujan lebat atau hujan kecil dengan durasi lama, lebih baik mencari tempat yang aman,” tuturnya.
Bencana juga terjadi di wilayah Kecamatan Cikoneng, hujan lebat mengakibatkan longsor serta memutus jalur angkutan jurusan Kujang – Nasol (angkutan kota nomor pintu 18). Dua rumah milik Oyon dan Mansur di Dusun Sukasari, Desa Cimari juga terancam longsor, karena posisinya di sisi tebing. Selain itu juga mengancam saluran air Cinangkod.
“Sekarang ada retakan di tanah memanjang sampai 70 meter dengan lebar antara dua sampai lima sentimeter dengan kedalaman sekitar satu meter. Warga sepakat untuk mengantisipasi agar tidak semakin parah, saluran air di Cinangkod juga diputus sementara,” tutur warga Cimari, Yoyo.
Dia menambahkan longsor yang terjadi saat ini sudah diperkirakan sebelumnya. Hal itu dikarenakan pada saat musim kemarau, kondisi tanah disekitar tersebut sudah muncul retakan. Selain itu juga banyak kendaraan yang melintas sehingga semakin memercepat longsor.
“Sebenarnya tinggal tunggu waktu saja, saar kemarau tanah di sekitar jalan tersebut juga sudah retak. Baru diguyur hujan beberapa kali saja, sudah langsung longsor,” ujarnya.
Berkenaan dengan kejadian itu Camat Cikoeneng, Rida mengatakan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi longsor susulan, saluran air Cinangkod segera dihentikan sementara. Selain itu warga yang rumahnya tidak jauh dari sisi tebing yang runtuh juga diminta meningkatkan kewaspadaan.
“Kami sudah sampaikan kepada seluruh warga, khsusunya yang tinggal di lokasi rawan agar meningkatkan kewaspadaan, terutama saat turun hujan. Sedanghkan untuk mengatasi suran Cinangkod perlu dibangun kirmir,” tuturnya.(A-101/A-89)***
Sumber:pikiran-rakyat.com