Mitt Romney mampu memberi pukulan cukup telak kepada calon presiden (capres) incumbent Barack Obama.
Dalam debat capres pertama di Universitas Denver, Colorado, kemarin pagi WIB, kandidat presiden dari Partai Republik itu mampu tampil lebih baik daripada Obama. Jajak pendapat yang digelar sejumlah lembaga survei bahkan menyebutkan, dalam jajak pendapat yang berlangsung 90 menit itu Romney berhasil mengalahkan kandidat dari Partai Demokrat tersebut.
Hasil survei CNN/ORC International survey,misalnya, menunjukkan 67% sampel menyatakan Romney memenangi debat itu. Obama hanya meraih dukungan 25% saja. Survei CBS juga memenangkanRomneydenganperbandingan 46% mendukung Romney dan 22% untuk Obama.Lainnya, 32%, menyatakan hasil debat mereka seri.Tak berbeda jauh, survei Google menyebutkan 47,8% memberikan keuntungan bagi Romney dan 25,4% bagi Obama.
“Tidak ada kandidat presiden yang berhasil meraih dukungan 60% dalam debat presiden sejak 1984,”kata Direktur Jajak Pendapat CNN Keating Holland. Debat pertama dari tiga kali debat presiden tersebut mampu menyerap sekitar 60 juta pemirsa televisi di AS. Perdebatan yang difokuskan pada masalah ekonomi itu berlangsung cukup panas karena keduanya saling serang.
Obama menggambarkan pendekatan yang digunakan pesaingnya adalah model “ekonomi atasbawah” yang merupakan kebijakan pada masa Presiden George W Bush.Menurut Obama, kebijakan yang pernah dilakukan Bush itu membuat krisis ekonomi bagi AS. “Kita harus mengakhiri pergerakan dari surplus ke defisit dan itu berakhir dengan resesi terburuk sejak Depresi Besar,” kata Obama.
Dia juga menyerang kebijakan Romney yang bakal menyebabkan defisit USD5 triliun akibat pemotongan pajak bagi orang kaya. Untuk meyakinkan pemilih di Negeri Paman Sam itu, dia juga menyampaikan sumpah untuk terus berjuang bagi keluarga kelas menengah di masa ekonomi sulit.
Adapun Romney dalam pernyataannya mengejek kebijakan Obama sebagai “pemerintahan mengalir ke bawah”.Dia menilai kebijakan Obama telah menghancurkan kelas menengah AS.“Saya peduli kalau jalan yang kita lalui ini tidak sukses,”kata Romney. “Saya akan memperbaiki vitalitas agar rakyat AS bekerja kembali,” katanya.
Dia juga berjanji tidak akan mengurangi pajak bagi orang kaya. Tidak seperti perkiraan publik AS, Obama tidak memanfaatkan ajang tersebut untuk mengkritik pribadi Romney. Sebab sebelumnya diketahui Romney diduga mangkir membayar pajak dan pernah mengungkapkan 47% pemilih AS bergantung pada bantuan pemerintah.
Tapi, Obama terlihat memilih bersikap lebih elegan dengan mengkritik proposal kebijakan yang diajukan Romney. Presiden AS itu juga tidak menyinggung latar belakang Romney sebagai pemilik perusahaan Bain Capital. Dari pilihan sikap tersebut, para komentator menyebut Romney tampil memukau dan Obama tampak ragu-ragu. Namun,kubu Obama membela jagoannya. “Semua orang di rumah melihat seorang presiden yang dapat dipercaya,” kata penasihat Obama, David Plouffe. “Itu apa yang dicari rakyat AS.”
Penasihat senior Romney, Eric Fehrnstorm, mengungkapkan rasa bangganya atas unggulnya Romney. Dia menyebut kandidatnya tampil lebih progresif tanpa menunjukkan arogansinya atau menyerang, sedangkan Obama berbicara dengan kata-kata hampa. ‘’Presiden kelihatan datar saja. Saya tidak mau menyebut kelihatan sedang jengkel,tapi tampaknya tidak nyambung, tidak nyaman berdiri di sana,”ujar Fehrnstrom.
Walaupun survei yang dilakukan juga menemukan debat tidak akan memengaruhi pilihan, hasil debat cukup memberikan pukulan bagi kubu Obama. CNN/ORC International Survey menyebut hampir separuh responden mengungkapkan debat itu tidak memengaruhi mereka untukmemilih kandidat presiden. Hanya 35% responden memandang debat itu membuat mereka menyukai untuk mendukung Romney dan 18% tetap memilih Obama.
Dalam jajak pendapat pemilu presiden, Obama masih unggul.Jajak pendapat harian yang digelar Reuters/IPSOS menunjukkan Presiden yang pernah menghabiskan masa kecilnya di Jakarta itu masih memimpin 47%, sedangkan Romney hanya meraih 41% suara. Marquette University Law School di Wisconsin yang juga melakukan jajak pendapat menemukan dukungan terhadap Obama masih lebih tinggi dibandingkan kepada Romney, yaitu 53% berbanding 42%.
Jajak pendapat yang dilakukan lembaga yang sama juga menyimpulkan Obama mendapatkan dukungan 61% perempuan, sementara Romney hanya mampu menggaet 36% suara dari kaum Hawa. ● andika hendra m
sumber:seputar-indonesia.com