Politikus Partai Golkar, Bambang Soesatyo merasa gelisah dengan kondisi yang dialami Indonesia. Menurut dia, Indonesia telah memiliki rekam jejak buruk, seperti semakin banyaknya kasus korupsi hingga merebaknya konflik dalam negeri.
Selain itu, adanya kritik yang menyebut Indonesia masuk dalam indeks negara gagal membuat Bambang semakin gelisah. Ditambah pemerintah yang cenderung bimbang dalam menentukan langkah semakin membuat dia resah. Atas kondisi demikian, Bambang lantas menuangkannya dalam buku berjudul ‘Republik Galau: Presiden Bimbang, Negara Terancam Gagal’.
“Saya tidak bisa mengingkari, nyaris semua indikator tentang negara gagal terasakan di negeri ini,” tulis Bambang di bagian kata pengantar bukunya. Buku itu diluncurkan di Jakarta, Minggu (21/10). Mantan Menkum HAM Yusril Ihza Mahendra datang sebagai pembicara.
Bambang mengaku, buku yang dia tulis dipengaruhi Indeks Negara Gagal yang dibuat Robert I Rotberg. Menurut dia, Rotberg telah membuat kategori sindrom negara gagal yang cukup relevan bagi kondisi Indonesia.
“Indikator yang dia (Rotberg) susun begitu sederhana, menohok dan terasakan benar dalam beberapa kasus di Indonesia,” terang dia.
Bambang juga menaruh perhatian terhadap Presiden SBY yang selalu bimbang dalam mengatasi masalah-masalah yang ada. Menurut dia, presiden tidak berdaya mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi.
“Prestasi pemerintahan SBY juga kian menyedihkan setelah World Economic Forum (WEF) menyatakan Indonesia terus mengalami penurunan peringkat daya saing di level internasional,” kritik Bambang.
Buku setebal 358 halaman ini merupakan buah karya Bambang, yang terbagi dalam enam bab. Buku ini memuat berbagai pemikiran Bambang dalam melihat kondisi yang terjadi dewasa ini.
Namun demikian, karya Bambang ini terkesan masih merupakan mozaik tulisan yang tidak mengarah pada satu inti. Tampaknya, Bambang sedikit lupa menarik benang merah dari sekian bab yang dia tulis.
Sumber:merdeka.com