Tim arkeolog Inggris dan Prancis berhasil masuk ke situs terowongan di Prancis utara yang menjadi lokasi salah-satu pertempuran di Perang Dunia I.
Situs terowongan berbentuk labirin ini tidak tersentuh selama hampir 100 tahun, semenjak terowongan itu diledakkan tentara Jerman yang mengakibatkan sedikitnya 20.000 tentara Inggris terkubur dan tewas di dalamnya.
Tim peneliti dilaporkan mampu masuk ke dalam terowongan bagian dalam yang terletak di Desa La Boiselle, di wilayah Prancis bagian utara. Penggalian terowongan yang dikenal dalam Pertempuran Somme ini sudah dilakukan sekitar setahun silam.
Terowongan ini disebutkan berada di bawah parit yang dibangun tentara Inggris untuk tujuan meletakkan bahan peledak di dekat pertahanan tentara Jerman. Namun seperti ditulis sejarah, pada 22 November 1915, para penggali terowongan dan tentara Inggris lainnya terkubur dalam galian itu setelah tentara Jerman mengetahuinya dan meledakkannya. Selain tewas akibat ledakan, sebagian mereka tewas akibat menghirup gas beracun.
Kini, 95 tahun setelah Pertempuran Somme itu pecah, tim arkeolog dari Prancis dan Inggris memulai studi paling rinci dari medan perang di front bagian barat itu.
Sejarawan Peter Barton, yang memimpin kelompok studi La Boisselle mengatakan: “Kami tidak mencari korban tewas akibat ledakan itu, tapi kami mencari kisah-kisah tentang mereka.”
“Apa yang membuat tempat ini istimewa, karena catatan rinci tentang kejadian ini disimpan secara baik oleh tentara Sekutu dan Jerman. Berarti kita tahu nama orang-orang yang dimakamkan di sini,” paparnya.
Sejarah mencatat pertempuran di Desa La Boisselle merupakan salah-satu pertempuran paling mengerikan dan menyedihkan di pertempuran front bagian barat pada Perang Dunia I.
Kala itu, dua kubu yang saling menyerang, hanya dipisahkan jarak 50 meter. Pasukan Inggris mengambil alih parit yang dibangun tentara Prancis, mulai menggali terowongan untuk menemukan dan meledakkan garis pertahanan Jerman. Sebaliknya langkah serupa juga dilakukan tentara Jerman.
Anggota kelompok studi La Boisselle, Ian McHenry mengatakan: “Pertempuran Somme merupakan bagian perjalanan sejarah Inggris. Itu merupakan hari paling gelap dalam sejarah militer Inggris, karena ada 58.000 menjadi korban, termasuk 19.000 diantaranya tewas”.(bbc/A-147)***
sumber:pikiran-rakyat.com