Dian Purnamasari,mahasiswi program studi pendidikan IPS Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) ini tidak pernah menyangka jika hobi menulisnya membuatnya bisa berpartisipasi di ajang International Conference on Population and Development (ICPD) – GlobalYouth Forum yang akan berlangsung pada 4-6 Desember 2012 di Nusa Dua Bali Convention Centre.
Global Youth Forum merupakan pertemuan remaja tingkat internasional yang membahas berbagai isu-isu terkini terkait generasi muda penerus bangsa. Forum tersebut diselenggarakan oleh Dana Kependudukan PBB atau United Nations Populations Fund (UNFPA). Kesempatan ini tidak disia-siakannya. Dian yang menjadi salah satu wakil Indonesia ini akan menyuarakan persoalan tenaga kerja wanita (TKW) di luar negeri.
Sebelumnya,perempuan berusia 21 tahun ini mengikuti lomba menulis blog.Tema yang dipilihnya mengenai TKW di Cianjur Selatan berjudul Solidaritas Bagi Para Pahlawan Devisa.Dari 764 aplikasi yang masuk,tulisan Dian masuk Top 5 Winner of Blog and Action Project Competition dan menempati peringkat satu. ”Saya juga tidak sengaja buat tulisan untuk ikut lomba. Saya memang sudah menulis tentang TKW sejak lama.Ketika ada lomba itu saya kirim tulisan TKW dan alhamdulillah menang,”katanya.
Sejak SMA,Dian memang suka menulis.Bahkan untuk memperkuat tulisannya,warga Cianjur ini mengaku terjun langsung ke lokasi untuk mengetahui kondisi riil di lapangan. Dia mengamati dan mendatangi daerah yang banyak memasok TKW.Dian melihat banyak perempuan usia muda antara 17-20 tahun yang menjadi TKW dengan keterampilan yang sangat minim,tapi berani bekerja di luar negeri.
”Saya juga menemukan adanya manipulasi identitas dari mereka.Ada yang berusia 16 tahun diubah menjadi 20 tahun. Masyarakat juga menganggap memiliki anak perempuan merupakan aset berharga karena bisa menjadi mesin uang dengan bekerja sebagai TKW di luar negeri,”ungkapnya. Melalui tulisannya itu,perempuan kelahiran 7 Desember 1991 ini mengaku ingin menyampaikan pesan pada pemerintah untuk lebih memperhatikan lagi masyarakat yang ada di pelosok daerah.
Seperti di Cianjur selatan,seperti memberikan fasilitas jalan yang baik,sarana kesehatan,serta pendidikan yang memadai. ”Kalau seperti itu gaperlu kerja jadi TKW.Kalau pun harus ke luar negeri,bukan bekerja di sektor informal karena mereka punya keterampilan. Beda dengan sekarang, martabat bangsa kita seperti terinjak-injak,apalagi maraknya saleTKI yang dilakukan Malaysia.Sudah saatnya pemerintah membuka mata dan hati,”bebernya.
Selain Dian,ada empat wakil Indonesia lainnya,yaitu Arfika Pertiwi Putri (Universitas Diponegoro, Semarang),Youwen Sartika (Universitas Sriwijaya,Palembang), AyuAdriyani (Universitas Hasanuddin,Makassar), dan Tri Adhy Prabowo (STT Dharma Iswara, Madiun). MASITAH ULFAH KOTA BANDUNG
Sumber:seputar-indoensia.com