Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Jawa Barat resmi mengusung pasangan Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki untuk bertarung pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jabar 2013.
”Sudah diputuskan, Rieke-Teten,”ujar Ketua Bidang Pertahanan dan Hubungan Internasional DPP PDIP Andreas Hugo Pareira, kemarin. Keputusan tersebut akan diumumkan Kamis (8/11) atau hari ini. Sebelumnya, PDIP bakal mengumumkan calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) pada Jumat,9 November 2012.
PDIP yang mengusung Rieke-Teten memunculkan beragam reaksi dari parpol besar yang telah memiliki cagub.Partai Demokrat menegaskan keputusan PDIP itu tidak akan membuat gentar dalam pertarungan di Pilgub Jabar 2013. ”PDIP usung Rieke-Teten ya silakan saja. Masing-masing partai punya strategi sendiri. Kita tetap cagubnya Dede Yusuf dan wakilnya dari kalangan profesional di bidang pemerintahan dengan track record yang bersih,”kata Fungsionaris DPD Partai Demokrat Jabar Yan Rizal Usman. Namun, dia enggan menyebutkan nama calon pendamping Dede Yusuf. Sebab,nama tersebut akan dideklarasikan pada 10 November.
”Nama itu sering disebut-sebut di media dan masuk daftar tokoh yang dianggap paling pantas disandingkan dengan Dede Yusuf oleh Macan Center,”kata Yan. Diketahui, ada lima nama dalam rilis Macan Center yakni dua dari PDIP (Anggota DPR Rieke Diah Pitaloka dan Bupati Kuningan Aang Hamid Suganda). Selain itu, ada juga dua politisi Golkar (Bupati Indramayu Anna Sophanah dan Wali Kota Banjar Herman Sutrisno), dan yang berlatar belakang birokrat yakni Lex Laksamana (mantan Sekda Jabar).
Dipastikan apakah pendamping Dede Yusuf adalah Lex Laksamana, Yan Rizal enggan menyebut nama. Partai Golkar langsung banting setir dalam menerapkan strategi pemenangan untuk kursi gubernur dan wakil gubernur setelah mengetahui kepastian politis yang diambil PDIP. Sebab, partai berlambang pohon beringin ini awalnya diwacanakan meminati PDIP sebagai mitra koalisi dan Rieke Diah Pitaloka sebagai pendamping cagub Golkar, Ketua DPD I Golkar Jabar Irianto MS Syafiuddin (Yance).
”Kami sangat menghormati dan mengapresiasi keputusan yang diambil PDIP, karena semua parpol itu punya kepentingannya masing-masing,”ujar Wakil Sekretaris DPD I Golkar Jabar Pulihono. Menurut dia, tidak ada prioritas berdasarkan urutan figur mana yang dinilai pantas disandingkan dengan Yance. ”Bagi kami, semua calon pendamping Pak Yance itu utama, tidak ada penilaian yang ini paling baik sementara yang lain di bawah itu,”ucapnya. Sementara itu, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memastikan diri berkoalisi dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura).
Dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) masih intensif dilakukan lobi agar siap maju bareng dalam perebutan kursi kepemimpinan Jabar periode 2013- 2018. ”Koalisi dengan PKB on progres, Mudah-mudahan ada peluang kuat kita maju bersama di Pilgub 2013,”kata Ketua DPW PKS Jabar Tate Qomarudin. Dia tidak berani memberi bocoran sosok yang akan mendampingi incumbent Ahmad Heryawan. Informasi itu masih ditutup rapat karena sudah disepakati bersama dengan partai koalisi lainnya.
”Saya kalau menyebutkan sekarang, berarti sudah keluar dari kesepakatan. Nanti pada waktunya kami akan mengumumkan ke publik,”ujar Tate. Sekjen DPW PPP Jabar Komaruddin Taher mengaku tidak keberatan jika isukoalisi dengan PKS dan Hanura itu dikatakan benar. ”Kita ada finalisasi tadi malam. Nanti ketua yang akan menyampaikan keputusan itu secara langsung,”ucapnya.Apakah PPP menyodorkan pendamping Heryawan, dia enggan berkomentar. Diketahui, dari 100 kursi DPRD Jabar, PKS memiliki 13 kursi, PPP delapan kursi, dan Hanura tiga kursi. Jika PKB jadi bergabung, maka kekuatannya bertambah menjadi 26 kursi.
Jumlah kursi itu sudah melebihi batas minimal syarat parpol untuk mengusung pasangan calon yakni 15% kursi. Pengamat politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Samugyo Ibnu Redjo mengatakan, belum ada satupun parpol yang mendaftarkan pasangan calon menunjukkan ketidaksiapan parpol dalam menghadapi Pilgub. ”Fenomena ini menunjukkan fungsi partai nggak jalan.Seharusnya parpol siapkan siapa gubernur dan wakilnya.Parpol kesulitan mencari siapa wakilnya,”ujarnya.
Menurutnya, penentuan satu paket sangat penting untuk mengetahui kebijakan dan program,sehingga masyarakat bisa melakukan penilaian. Jika dilakukan secara mendadak, khawatir parpol yang belum memiliki cawagub akan memilih figur asal-asalan. ”Saya khawatir mereka (cagub/cawagub) akan kehilangan orientasi pembangunan di Jabar jika penentuannya dilakukan dadakan. Cara ini berbahaya untuk masa mendatang.Wakil gubernur dalam pembangunan bisa jadi tidak dilibatkan. Akibatnya manajemen pemerintahan bisa amburadul,”papar Samugyo.
Kader PKS Gencar Sosialisasi
Kader PKS Kabupaten Majalengka mulai gencar menyosialisasikan incumbent Ahmad Heryawan ke berbagai daerah. Hal itu demi persiapan PKS Majalengka menghadapi Pilgub Jabar 2013. Beberapa kegiatan tersebut di antaranya bakti sosial, pengobatan gratis, dan bazar. Selain itu, sosialisasi juga dengan cara pembagian stiker ke rumah-rumah.
”Kami ingin menyosialisasikan secara langsung melalui silaturahmi agar terjalin kedekatan. Kami juga minta doa restu kepada warga terkait diusungnya lagi Ahmad Heryawan pada Pilgub,” ujar kader PKS Majalengka Dede Mulyana. atep abdillah kurniawan/ inin nastain
Sumber:seputar-indonesia.com