Kisah Kasdi yang mencari keadilan hingga Mahkamah Agung, Jakarta, nampaknya tidak menyentuh aparat Kepolisian Semarang. Kepala Polretabes Semarang, Komisaris Besar Elan Subilan, hanya memastikan bahwa penegak hukum tidak pernah salah untuk menghukum orang.
“Polisi, jaksa dan hakim tak pernah salah menghukum orang,” kata Kombes Elan Subilan, Kamis, 13 Desember 2012.
Sementara Kepala Bidang Propam Kepolisian Daerah Jawa Tengah, Komisaris Besar Alex Rewos, justru tidak pernah mendapat laporan mengenai hal tersebut.
“Tidak pernah ada laporan itu, coba tanya ke Polrestabes langsung saja,” kata Alex Rewos.
Kasdi terpaksa mendatangi Mahkamah Agung bersama keluarganya setelah gagal mencari keadilan di Semarang. Bapak yang bekerja sebagai pencari ikan itu memastikan anaknya merupakan korban rekayasa polisi dan dijebak menjadi pengedar narkoba.
“Anakku disiksa dan dipukuli agar mengaku barangnya itu miliknya,” kata Kasdi beberapa waktu lalu.
Karena ketidaktahuan Kasdi, ia mencoba mempertanyakan nasib anaknya hingga ke Mahkamah Agung. Diakuinya anak sulungnya itu merupakan tulang punggung keluarga.
“Saya berharap di Jakarta nanti keadilan akan saya dapatkan,” ujarnya sebelum berangkat Jakarta.
Setelah sampai di Jakarta, lagi-lagi nasib malang masih menimpanya. Setelah menjual sepeda ontel dan ayamnya untuk membeli tiket kereta ekonomi dari Demak ke Jakarta, ia dan keluarganya tidak diperbolehkan masuk ke gedung MA oleh petugas keamanan.
Alasannya, Kasdi tidak memakai sepatu dan kemeja. Kasdi yang berjalan kaki dari Stasiun Pasar Senen ke gedung MA itu memang hanya memakai sandal jepit.
Saat ini Kasdi bersama keluarganya yang terkatung-katung di Jakarta diarahkan oleh para wartawan untuk menemui Ketua YLBHI, Alfon Kurnia Palma, dengan harapan YLBHI bisa membantu proses hukum anak Kasdi, Sarmidi. Kasdi pun dicarikan bajaj oleh wartawan untuk menuju ke kantor YLBHI di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat. (umi)
Sumber : vivanews