Longsor terjadi di Objek Wisata Capolaga Panaruban Desa Cicadas Kecamatan Sagalaherang, Subang. Menurut Dede Sudrajat (45 tahun) salah seorang karyawan setempat sekaligus saksi menyebutkan bahwa peristiwa terjadi pada Rabu (6/12) sekitar pukul 20.00di lokasi Curugsawer. Demikian berita yang diterima Tribun dari rilis Humas Pemkab Subang, Kamis (6/12)
Pada kejadian tersebut 2 buah warung dan 1 buah mushola tertimbun longsoran tanah serta 4 orang korban luka berat dan 8 luka ringan disusul. Korban luka merupakan warga yang tengah melakukan evakuasi di lokasi akibat longsor susulan. Korban kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Umum Ciereng.
Untuk memastikan tidak terjadi lagi longsor susulan upaya evakuasi ditunda hingga pagi hari. Kemudian dilanjutkan dan berhasil menemukan korban meninggal dunia bernama Eman Sulaeman (32 tahun). Korban ditemukan oleh tim Tagana bersama warga pada Kamis (6/12) sekira pukul 09.00 dalam keadaan meninggal.
Jenazah disemayamkan di rumah duka selanjutnya disalatkan dan dimakamkan di pemakaman umum Panaruban Desa Cicadas Kec. Sagalaherang.
Eman merupakan karyawan Capolaga Adventure Camp warga RT. 22/05 Panaruban Desa Cicadas Kecamatan Sagalaherang. Almarhum meninggalkan satu orang istri Nunung Nurmalasari (28) dan satu anak, Sandi Saepudin (7), murid kelas 1 SDN Sangkuriang Desa Panaruban.
Hingga siang tadi lokasi longsor telah dipasang garis polisi guna penyelidikan. Petugas bersama aparat melakukan peninjauan ke lokasi.
Perlu Penataan Aliran Air
Menurut Kepala Seksi (Kasie) Sumber Daya Geologi dan Air Tanah Dinas Pertambangan dan Energi Kab. Subang, Setiawan yang datang ke lokasi mengatakan berdasarkan identifikasi awal, penyebab longsor ialah dari kumpulan air hujan yang terkumpul mengalir melalui parit kecil, tetapi air yang megalir terhenti di satu tempat dan masuk melalui rekahan-rekahan tanah lempung ditambah posisi tebing yang cukup terjal.
“(Dari identifikasi awal longsor) pertama litologi tanahnya lempung kemudian adanya akumulasi air air dari hujan yang mengalir melalui parit tetapi di parit tersebut ada semacam celah-celah masuk ke dalam tanah mengkumulasi di tempat tersebut ditambah tebing yang cukup terjal,” jelas Setiawan.
Setiawan menyarankan supaya di sekitar atas lokasi longsor sebaikny supaya dikelola dengan membuat sengkedan sehingga air bisa mengalir dengan baik dan tidak menyerap masuk ke dalam rekahan tanah.
“Bila ditata lahannya yang terjal dibuat sengkedan kemudian di atasnya dibuat saluran air atau diplester sehingga air mengalir dengan lancar,” pungkasnya. (*)
Sumber : tribunnews.com