Sampai kini belum ada satu pun pasangan bakal calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur( cawagub) Jawa Barat yang membeberkan secara gamblang konsep pemikiran dan program kerja pembangunan Jawa Barat ke depan.
Pasangan calon masih cenderung memperkenalkan diri kepada masyarakat sebatas jargon politik, termasuk yang disampaikan melalui berbagai jenis reklame seperti poster dan baliho.“ Masyarakat itu butuh pengetahuan mengenai program apa yang akan dilakukan para calon untuk membangun Jawa Barat, sehingga partisipasi politik mereka akan tampak dengan membuat pilihan calon mana yang akan dipilih.Kalau para calon ini masih bungkam soal program, efeknya bisa meningkatkan angka golput,”tutur Pengamat politik Universitas Indonesia (UI), Karel Susetyo dalam perbincangan di Sindo Hot Topic SINDO Radio 91,3FM Bandung,kemarin.
Menurut dia, sejauh ini kelima pasangan bakal calon baru sebatas menyampaikan jargon politiknya kepada masyarakat. Padahal masyarakat sendiri kian cerdas, dengan mengarah pada pilihan secara objektif. Terlebih,kata dia,bagi calon yang berlatarbelakang artis atau seniman.“Calon artis harus digali trackrecord-nya,harus diperiksa satu-satu karena mereka ini apakah akan mampu menangani Jabar lima tahun ke depan,”ujarnya.
Pakar komunikasi Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Ibnu Redjo menilai para calon tidak memberikan informasi yang luas tenteng visi-misinya, tapi lebih banyak sebatas gambar wajah melalui poster dan baliho.”Mereka tidak berusaha terbuka pada masyarat, tindakan itu sama saja dengan membohongi publik.Sosialisasi yang mereka lakukan layaknya seperti kontes narsis-narsisan saja,”ujarnya.
Sementara itu,Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman menyerahkan data Pilgub Jabar ke KPUD setempat di Aula Gedung Bale Kota Jalan Letnan Harun,kemarin. atep abdillah kurniawan/ agung bakti sarasa/ nanang kuswara
Sumber ; seputar-indonesia.com