Sebagai bentuk penghargaan dan pelestarian budaya, Bupati Bandung H. Dadang M. Naser, mulai tahun ini meminta para pejabat mengenakan pakaian pangsi tiap Sabtu dan Minggu saat ada acara formal. Sebelumnya selama tahun 2011 dan 2012 bupati telah melakukan sosialisasi kepada aparaturnya untuk mengenakan pakaian pangsi lengkap dengan ikat kepalanya.
“Pemakaian pangsi dan Ikat kepala sebagai penghargan budaya Sunda. Kalau tiap Senin para PNS memakai baju Linmas, Selasa dan Rabu pakaian khaki, Kamis batik, dan Jumat memakai pakaian koko,” kata Dadang Naser di Gedung M. Toha, Kamis (17/1).
Menurut Dadang Naser, mengenakan pakaian pangsi dan ikat layaknya budaya di negara-negara lain seperti Cina, Jepang, maupun Korea. “Kita mengenal adanya kimono atau pakaian bodo yang juga dipakai sebagai kebanggaan sebuah negara. Mengapa di Sunda tidak kita budayakan lagi mengenakan pakaian pangsi lengkap dengan ikatnya?” Katanya.
Apalagi salab satu visi dan misi Kab. Bandung adalah berwawasan kultural sehingga mengenakan pakaian pangsi juga salah satu perwujudannya. “Ketika sebelum menjadi bupati, saya sekali-kali memakai pakaian pangsi. Sedangkan setelah menjadi bupati, maka setiap Sabtu dan Minggu ketika ada acara formal diwajubkan memakai pangsi dan ikat,” katanya.
Khusus Kab. Bandung, kata Dadang, Pemkab Bandung mengeluarkan ikat sabilulungan yang bermakna kebersamaan. “Terdapat sembilan jenis ikat dari ikat yang hanya boleh dikenakan pejabat sampai ikat biasa. Ketika saya disarankan memakai ikat khusus untuk pejabat yang ada ikat dalamnya, maka saya tolak sebab ada kesan kasta,” ujarnya.
Sedangkan bagi perempuan, kata Dadang, rencananya mengenalan selendang sabilulungan. “Bisa saja sih perempuan memakai pangsi hitam-hitam, tapi nanti dianggap pendekar silat,” katanya.(A-71/A-107)***
Sumber : pikiran-rakyat.com