Jalur Puncak di Desa Ciloto, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, rawan terjadi longsor susulan. Cuaca ekstrem masih menghantui dan pengerukan material di lokasi belum selesai.
Akses Cianjur-Bogor terputus selama 26 jam akibat jalan di depan Hotel Bukit Indah,Jalan Raya Puncak, Kampung Puncak, Desa Ciloto, tertimbun longsor. Kasatlantas Polres Cianjur AKP Sudewo mengatakan, jalur Puncak di kedua arah ditutup, karena masih proses pembersihan material longsoran.
”Selain itu juga melihat kondisi cuaca yang buruk. Maka itu, kami belum bisa memprediksi kapan jalur Cianjur-Bogor akan dibuka normal,”ujarnya, kemarin. Saat ini, petugas mengerahkan tiga alat berat di lokasi longsor. Untuk kendaraan roda dua bisa melewati jalur Puncak. Pukul 17.00 WIB, polisi memberlakukan sistem buka-tutup untuk seluruh kendaraan baik roda empat maupun dua, namun hanya satu jalur saja.
Meski telah dibuka,Sudewo mengimbau para pengendara tetap berhati-hati dan mengurangi kecepatan karena khawatir terjadinya getaran-getaran yang mengakibatkan longsor susulan. Karena kondisinya darurat, kendaraan roda empat dari Bandung menuju Bogor diarahkan melalui Jonggol. Sedangkan kendaraan dari Cianjur menuju Bogor diarahkan melalui Sukabumi. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur Asep Suhara menetapkan status tanggap darurat bencana terkait longsor tebing pembatas jalan di jalur Puncak.
Penetapan status tanggap darurat bencana didasari tertutupnya ruas jalan nasional dari Cianjur menuju Bogor maupun sebaliknya. Berdasarkan pantauan, ratusan kendaraan yang akan melintas menuju Bogor maupun Cianjur terpaksa memarkirkan kendaraannya di pinggir jalan dekat lokasi longsoran. Kendaraan tersebut kebanyakan mobil bak terbuka yang mengangkut sejumlah barang. Puluhan truk yang mengangkut berbagai jenis barang seperti sembako dan lainnya tertahan di Jalan KH Abdullah bin Nuh.Angkutan kendaraan berat tidak bisa melintas menuju Cipanas akibat Satlantas Polres Cianjur menutup jalan bagi kendaraan.
“Saya sudah dari pukul 17.00 WIB, Rabu (9/1).Tujuannya mau ke Pasar Cibadak Sukaresmi.Terpaksa menginap di dalam kendaraan akibat jalan tertutup longsor,” kata Iskandar,49,sopir truk. Menurut dia, banyak truk memarkir kendaraan di tepi jalan menunggu dibukanya jalan tersebut. Mereka lebih memilih menunggu daripada lewat jalur alternatif Jonggol atau Sukabumi. “Alasannya kalau lewat jalur alternatif terlalu jauh dan kondisi jalannya rusak,” ucapnya.
Kapolres Bogor AKBP Asep Safrudin mengatakan, saat pembersihan jalan dilakukan, pihaknya memprioritaskan mengurai kemacetan dan mencegah agar tidak terjadi antrean kendaran lagi di jalur Puncak.” Kami sudah mengumumkan sejak di tol Cibubur bahwa jalur Puncak lumpuh. Dengan demikian untuk pengendara yang akan ke Cianjur melalui Jonggol,” kata Safrudin.Adapun untuk kendaraan yang telanjur sampai di pertigaan Gadog akan diarahkan menuju Sukabumi,baru ke Cianjur.
Akibat longsor,ratusan kendaraan mengular di kawasan Puncak. Sebagian besar dari mereka bahkan tidak tahu telah terjadi longsor. Firman,misalnya, mengaku terjebak sejak Rabu malam. ”Saya kira menyingkirkan material longsor dapat dilakukan dalam beberapa jam.Ternyata longsornya parah.Karena tak kunjung bisa melintas, saya akhirnya berbalik arah menggunakan jalur alternatif,” kata pria asal Bogor ini. Sementara, penumpang angkutan umum yang hendak menuju Bogor dari arah Cianjur terpaksa berjalan kaki sejauh 500 meter untuk melewati lokasi longsor.
Petugas gabungan baik Polri/TNI menyiagakan kendaraan roda dua untuk mengangkut warga. Petugas memprioritaskan warga lanjut usia dan perempuan untuk dapat melintas. Koordinator Simpul Bogor Puncak Cianjur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Barat Eko Wiwid mengatakan, longsor di jalur Puncak akibat alih fungsi lahan di kawasan Cianjur. “Ini persoalan pelik yang semestinya disikapi dari dulu. Sudah lama kondisi itu terjadi,namun tidak ada upaya dari pemerintah. Keputusan Presiden No 114/1999 seolah tidak digubris. Pembangunan masih terus terjadi di kawasan Cianjur Utara,”ujarnya.
Menurut Ketua DPRD Kabupaten Cianjur Gatot Subroto, di sepanjang jalur Cipanas-Puncak sudah dipenuhi bangunanbangunan liar yang harus ada upaya penertiban. “Bangunan di kawasan Cipanas-Puncak mengindikasikan tidak ada lagi penahan tebing, sehingga bukan lagi daerah resapan air. Saat hujan deras,kontur tanah menjadi labil,”jelasnya.
Pohon Tumbang, Ibu dan Anak Tewas
Dua warga Kampung Sindanghayu RT 04/01, Desa Wangunjaya,Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, kemarin, tewas setelah rumahnya dihantam pohon. Kedua korban yang diketahui ibu dan anak tersebut yakni Imas bin Mansur, 56; dan Siti Rohanah bin Saproni,11. Hujan deras disertai angin kencang membuat pohon aren setinggi 30 meter yang berada di dekat kediaman korban tibatiba tumbang menimpa rumahnya berukuran 14×6 meter persegi.
Saat kejadian,ibu dan anak itu berada di rumah.Keduanya tidak sempat menyelamatkan diri. Kedua korban berhasil dievakuasi aparat kepolisian dan TNI dibantu warga.“Kedua jenazah langsung dimakamkan di TPU setempat,” kata Jenal Mustari,41,warga setempat. Nasib nahas juga dialami dua pengendara sepeda motor yang melintas Jalan Raya Cipanas, Kampung Cangklek, Desa Sukamanah, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur. Kedua korban yang tertimpa pohon yakni kakek dan cucu langsung dilarikan ke RSUD Cianjur untuk mendapatkan perawatan.
Ending Sadili, 50; dan cucunya Fitriani, 10,warga Kampung Gununglanjung II, Desa Cijedil,Kecamatan Cugenang, sedang mengendarai sepeda motor melintas wilayah Cangklek.Embusan angin kencang membuat pohon yang diduga sudah lapuk ambruk dan menimpa keduanya. ricky susan/haryudi
Sumber : seputar-indonesia.com