Seringnya wilayah Kabupaten Kuningan berkabut dan berudara sejuk pada akhir-akhir ini, salah satu penyebabnya kawasan gundul di kaki Ciremai beberapa tahun lalu kini mulai menghijau setelah dilakukan penanaman pohon secara besar-besaran, termasuk dibuatkannya kebun raya seluas 171 Hektare di kaki Ciremai dan ditanami ribuan pohon.
Kabupaten Kuningan sudah menempatkan diri sebagai kabupaten konservasi dan menjadi pilot project di tingkat nasional, sehingga terus berupaya untuk menghijaukan setiap lahan kritis. “Pemulihan hutan serta lingkungan di Kuningan itu, sudah tentu mewujudkan iklim mikro yang sejuk dan nyaman,” tutur Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Kuningan, Ukas Suharfaputra, MP, seusai mengikuti acara car free day, Minggu (20/1/13).
Ukas menjelaskan, tutupan lahan berupa hutan di Kabupaten Kuningan selama 5 tahun terakhir ini, meningkat drastis. Lahan rakyat mengalami penghutanan (aforestasi) sekitar 7.000 Hekatre. Kedepan pemulihan lingkungan di Kabupaten Kuningan akan lebih intensif lagi melalui program berbasis komuniti seperti pepeling (pengantin peduli lingkungan), siswa baru peduli lingkungan (seruling), kebun bibit rakyat, rehabilitasi hutan dan lahan serta pembuatan hutan kota yang diproyeksikan di setiap kecamatan.
“Melalui kerja bersama semua komponen, Kuningan dapat menjadi penyangga lingkungan terdepan di Jawa Barat bagian Timur,” kata Ukas.
Dia berpendapat, setiap kabupaten di Indonesia, idealnya memiliki kebun raya sehingga kelestarian lingkungan tetap bisa dijaga, polusi udara tidak tercemari dan setidaknya mampu mengurangi bahaya tanah longsor dan banjir yang bisa merugikan manusia. Kabupaten Kuningan sudah menempatkan diri sebagai kabupaten konservasi. Artinya, sekitar 45% luas lahan yang ada di Kabupaten Kuningan harus hijau. Sasaran ke depan, Kuningan bakal menjadi daerah penyedia udara bersih dan sejuk tanpa polusi, sehingga Kuningan harus secara konsisten menjadikan daerahnya sebagai konservasi.
Pada kesempatan itu, Ukas mengingatkan, memanfaatkan dan menghijaukan setiap jengkal tanah dalam tahun 2013, merupakan hal penting dan patut mendapat apresiasi dari segenap warga Kabupaten Kuningan mengingat masih terdapat sekitar 4.000 Hektare lahan yang ada kondisinya kritis dan bisa membahayakan, termasuk ancaman terjadinya bencana tanah longsor yang bias membahayakan warga sekitar.
Upaya-upaya pemulihan lingkungan telah dan sedang gencar dilaksanakan dengan kegiatan penanaman pohon di areal lahan kosong atau kurang produktif. Secara berlanjut program dan kegiatan rehabilitasi lahan dan hutan juga bermaksud menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk melaksanakan kegiatan serupa secara swadaya. “Sekarang ini sudah ada perubahan iklim yang menjadi fenomena alam, sehingga perlu upaya pelestarian lingkungan,” ujarnya. (A-164/A-108)***
Sumber : PR