Juru runding Prancis mengklaim telah mendapat restu dari Dewan Keamanan PBB atas campur tangan militernya di Mali. Sejumlah negara Barat pun sudah menyatakan dukungan kepada Prancis untuk membantu pemerintah setempat dalam memerangi kaum pemberontak yang berafiliasi dengan jaringan teroris al-Qaeda di negara Afrika bagian barat itu.
Persetujuan Dewan Keamanan itu disampaikan oleh Duta Besar Prancis untuk PBB, Gerard Araud, usai sidang selama dua jam di New York pada Senin malam waktu setempat. “Keempat belas anggota lainnya sudah menyatakan ‘pengertian dan dukungan’ kepada Prancis,” ungkap Araud kepada para wartawan, seperti dikutip stasiun berita Deutsche Welle.
Pemerintah Prancis mengungkapkan bahwa mereka diminta pemerintah Mali untuk membantu memerangi kelompok pemberontak yang menjadi simpatisan al-Qaeda. Itu sebabnya pada Kamis pekan lalu Prancis mulai melancarkan serangan udara ke posisi pemberontak, yang mendekat ke Ibu Kota Bamako. Sehari kemudian, Prancis mengerahkan pasukan darat.
Kaum militan secara bertahap menguasai kawasan utara Mali sejak 2012 setelah terjadi kudeta militer di negara itu, yang menyebabkan kekacauan. Sejumlah negara, seperti AS, Inggris, Jerman, dan Kanada, sudah menyatakan dukungan atas campur tangan Prancis di Mali. Walau tidak mengirim tentara, mereka membantu Prancis berupa dukungan intelijen, logistik, dan transportasi udara.
Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, juga menyambut baik intervensi Prancis di Mali. “Bapak Sekjen menyambut baik atas kerjasama kedua negara itu, yang berdasarkan permintaan pemerintah Mali, untuk menyeruskan bantuan dalam menghalau gerakan para kelompok bersenjata dan teroris,” demikian pernyataan Humas Sekjen PBB, seperti dikutip kantor berita Reuters.
Ban juga menyambut baik inisiatif negara-negara lain untuk membantu pemerintah Mali.
Sumber : vivanews