Sejumlah jalan di Ibu Kota atau di wilayah perbatasan terputus akibat terendam banjir. Kemacetan parah pun terjadi di mana-mana. Jalan-jalan utama seperti Jalan Raya Daan Mogot, Kampung Melayu, Pulogadung, Ciledug, dan Pondok Labu tidak bisa dilalui.
Warga pun terpaksa mencari jalur-jalur alternatif untuk mencapai tujuan. Kendalanya jalan-jalan alternatif tidak terlalu besar sehingga kemacetan panjang pun tak terelakkan.”Ketinggian genangan sekitar 50–80 cm, sehingga banyak jalan terpaksa ditutup,” kata Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya AKBP Wahyono kemarin. Dari data Polda Metro Jaya, kemacetan terjadi hampir di semua jalan utama Jakarta.
Kemacetan akibat genangan dan banjir tersebut dimulai dari arteri Tomang arah Slipi padat di kedua arah. Jalan Panjang tersendat karena genangan di kawasan Green Garden,Jakarta Barat.Kemudian,Jalan Raya Daan Mogot menuju Grogol macet total akibat genangan 40 cm di depan kantor Samsat Jakarta Barat. Banjir sekitar 15 cm di depan Untar arah Tomang mengakibatkan laju kendaraan terhambat. Ruas Jalan Tubagus Angke arah Jembatan Dua padat merayap karena ada banjir sekitar 30–40 cm.
Taman Palem menuju Rawa Buaya terpantau padat merayap di traffic lightCengkareng. Sementara lalu lintas dari Casablanca–Karet–Pejompongan, juga terpantau padat merayap di kedua arahnya.Begitu juga dari Kampung Melayu arah Otto Iskandardinata (Otista) dan arah Basuki Rahmat. Hingga sore kemarin,banjir masih menggenangi kawasan itu. Flyover Kampung Melayu ditutup, kendaraan dialihkan ke Jalan Otista atau Cawang Kompor dan Matraman.
Selain itu, lalu lintas depan Pasar Jatinegara mengarah Kampung Melayu macet.Kondisi lalu lintas Mangga Dua arah Harmoni padat,begitu juga sebaliknya. Di Jakarta Timur, lalu lintas dari Pulogadung arah Cempaka Putih saat ini terpantau padat. Selanjutnya di wilayah selatan, RSAL Mintoharjo Bendungan Hilir, Jakarta Pusat padat karena genangan air 25 cm.
Ruas Mampang menuju Rasuna Said juga tersendat, begitu juga di kawasan Pasar Minggu arah Pancoran Barat. Di Jakarta Timur, kemacetan lantaran terputusnya Jalan Jatinegara Barat yang tergenang luapan Kali Ciliwung. Luapan ini merendam dua ruas jalan di Jalan Jatinegara Barat setinggi sekitar 50–60 cm. Bukan hanya membuat macet Jalan Dewi Sartika hingga jalan Otista Raya yang menuju arah Matraman, kemacetan juga terjadi di Jalan DI Panjaitan dan Jalan Jatinegara Timur.
Kendaraan dialihkan di Jalan Bali Mester menuju jalan Jatinegara Timur dekat Polres Jakarta Timur.”Kami terpaksa menerapkan contraflowkarena tergenangnya Jalan Jatinegara Barat,” kata Kepala Satlantas Polres Jakarta Timur AKBP Supoyo. Hingga pukul 19.00 WIB, kondisi jalan-jalan di Ibu Kota belum banyak perubahan.Kemacetan terjadi di mana-mana. Misalnya di Jalan Abdullah Syafei hingga Casablanca dan Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat.
Dari pantauan TMC Polda Metro Jaya,kemacetan di Jalan Daan Mogot hingga mencapai 4 km. Sementara kemacetan sepanjang 5 km, juga terpantau dari Jalan Abdullah Syafei hingga Karet. Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya AKBP Wahyono menuturkan, untuk jalanjalan yang belum bisa dilalui, pihaknya sudah menyiapkan jalan-jalan alternatif.
”Kemacetan terparah itu di dua tempat, Jalan Daan Mogot dan Casablanca,” tuturnya. Untuk itu, pihaknya menambah personel di dua lokasi tersebut. Penambahan personel terus dilakukan hingga kondisi normal. Mobil-mobil khusus juga disiapkan untuk menerjang banjir di titik-titik rawan. Warga yang mencari jalurjalur alternatif mengaku kemacetan parah memang tidak terelakkan,sebab semua pengguna jalan mencari jalur-jalur alternatif. Misalnya yang dilakukan Ali,28.Warga Ciledug ini menuturkan, untuk menuju kawasan Monas dia harus memutar melalui Jalan Bintaro Raya.
”Selain itu, kita harus pandai-pandai mencari jalan-jalan tikus untuk sampai tujuan dan menghindari kemacetan yang sangat parah,”papar pengguna sepeda motor. Namun untuk mencari jalan-jalan tikus tersebut, dia mengaku membutuhkan waktu lebih lama. Akibat banjir, dari Ciledug ke Monas dia membutuhkan waktu dua jam, dari biasanya satu jam. Warga lainnya,Zico Nursahid, 27, juga terjebak banjir di Bendungan Hilir.Warga Palmerah ini mau menuju ke tempat kerjanya di Jalan Sudirman.
Dia pun terpaksa putar balik lewat Karet,terus ke Casablanca dan Sudirman.”Sambil naik motor,saya terpaksa lewat jembatan penyeberangan orang,” tuturnya. Polda Metro Jaya menurunkan Satgas Penanggulangan Banjir yang terdiri atas Satuan Sabhara, Lalu Lintas, dan Brimob. Satgas ini diturunkan untuk membantu mengamankan rumah warga yang sedang terendam banjir. Selain itu, juga menempatkan petugas lalu lintas di sepanjang lokasi banjir.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto menuturkan, satgas ini bertugas dengan masa kerja tiga hari. ”Jadi nanti anggotanya disiapkan dari polres 1 peleton,polda 3 peleton. Kita juga siapkan perahu karet,”tuturnya. Kepala Sudin Pekerjaan Umum (PU) Air Jakarta Barat Monang Ritonga mengatakan, banjir yang menggenangi sejumlah wilayah Jakarta Barat akibat meluapnya air sungai. ”Sejumlah air sungai meluap bukan karena hujan di wilayah tersebut, melainkan banjir kiriman dari Bogor dan robdari Muara Angke, Jakarta Utara,” jelasnya.
Sudin PU Air Jakarta Barat hanya mampu menangani banjir dengan pompa-pompa yang tersedia dan pompa mobil agar banjir khususnya di jalan raya cepat surut. Agar tidak terjadi banjir lagi, lanjut Monang, ke depannya akan dibuat tanggul di Kali Sekretaris.”Kali Angke, kami sudah memiliki rencana agar dilebarkan. Untuk Kali Pesanggrahan, saat ini sedang tahap pelebaran dan normalisasi. Itu semua kewenangan Dinas PU, kami hanya membantu,” jelasnya. ● helmi syarif/bima setiyadi/ kunthi fahmar sandy/ dian ramdhani/ridwansyah
Sumber : seputar-indonesia.com