Upaya Bupati Garut, Aceng HM Fikri, melawan keputusan Mahkamah Agung yang mengabulkan permohonan pelengseran Aceng, dianggap tindakan sia-sia. Upaya Aceng ini pun dinilai membuat warga Kabupaten Garut semakin resah.
Tokoh masyarakat Baluburlimbangan Garut, Holil Aksan Umar Zein, mengatakan upaya Aceng tersebut merupakan haknya untuk memperoleh keadilan. Namun, ucapnya, kelakuan Aceng ini pun dinilai menimbulkan sejumlah pertanyaan dari masyarakat.
“Tapi akhirnya Aceng hanya menunjukkan tindakan bodoh lainnya. Warga makin bertanya-tanya, kenapa dia mempertahankan jabatannya mati-matian seperti itu. Apa yang membuat kekuasaan sangat berharga bagi dia,” kata Holil saat ditemui di rumahnya di Kecamatan Baluburlimbangan, Sabtu (26/1).
Menurut Holil, perjuangan Aceng ini sangat sia-sia dan membuat malu warga Garut, terlebih mengenai rencana Aceng yang akan menggugat sejumlah pihak sebesar Rp 5 triliun. Aceng dinilai sebagai penguasa yang haus kekuasaan dan tidak memosisikan kekuasaan sebagai amanat rakyat lagi.
Terlebih, ucapnya, keputusan Mahkamah Agung tersebut sudah final dan tidak bisa diganggu-gugat lagi. Aceng tinggal menaatinya dan berhenti melawan proses pelengserannya dari kursi Bupati Garut. Karenanya, perlawanan Aceng akan percuma dan buang-buang tenaga.
“Berita ini sudah menjadi berita nasional. Dia bicara kalau merasa dizalimi dan menyebut perbuatannya sesuai etika dan agama. Warga jadi bertanya-tanya, kapan dia menggunakan agama dan etika saat memerintah,” ujarnya.
Lebih baik, ucapnya, Aceng memfokuskan diri untuk melayani masyarakat sampai dirinya dilengserkan. Dengan demikian, kondisi di Garut akan tetap kondusif.
“Sudahlah, Aceng bertobat saja. Sadari apa yang telah dilakukan. Jangan kambinghitamkan siapapun,” kata Holil. (*)