”Setelah 26 hari Gunung Tangkubanparahu ini statusnya waspada (level II), terhitung Senin (18/3), sejak pukul 16.30 WIB, statusnya kembali normal (level I),” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KBB Maman Sulaiman, kemarin. Menurut dia, perubahan status itu, praktis jarak aman 1,5 kilometer dicabut. Sehingga objek wisata ini sudah aman untuk dibuka dan menerima kunjungan wisatawan seperti semula.
Akan tetapi, terkait mekanisme pembukaan Taman Wisata Alam Tangkubanparahu, pihaknya menyerahkan kepada pengelola PT Graha Rani Putra Persada. Untuk itu, BPBD tengah berkoordinasi dan menunggu perintah dari BPBD Provinsi Jawa Barat terkait langkah berikutnya yang harus diambil, termasuk menurunkan beberapa spanduk dan baliho peringatan waspada dan larangan mendekat ke Kawah Ratu dalam radius 1,5 kilometer yang terpasang dibeberapa titik.
Yang jelas, terhitung hari ini, Selasa (19/3) TWA Kawah Ratu Gunung Tangkubanparahu sudah tidak membahayakan. ”Kami masih menunggu instruksi Pak Sigit (Kepala BPBD Provinsi Jabar). Karena kalau hanya untuk menurunkan spanduk peringatan bahaya, lima menit juga bisa,” ujarnya.
Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menetapkan status Kawah Ratu Gunung Tangkubanparahu menjadi waspada dilakukan sejak Kamis (21/2) 2013. Hal itu berdasarkan hasil pengamatan kegempaan, visual, dan suhu tanah di sekitar Kawah Ratu yang mengalami peningkatan aktivitas.
Kondisi itu mengulang kejadian pada 23 Agustus 2012, di mana saat itu status Gunung Tangkubanparahu naik menjadi waspada dan kembali normal pada 21 September 2012. Naiknya status Gunung Tangkubanparahu terekam dari adanya aktivitas tremor vulkanik. Kemudian dari Kawah Ratu juga keluar asap tipis yang mengeluarkan asap dan debu yang menyebabkan lokasi di sekitar Kawah Ratu diselimuti debu setebal 1 cm.
Dengan peningkatan status itu, maka dikeluarkan jarak aman 1,5 kilometer agar masyarakat dan wisatawan tidak mendekat ke Kawah Ratu. adi haryanto
Sumber + Foto : koran-sindo.com
