Anda merindukan bersantap ala perdesaan, kini tak harus jauh-jauh singgah ke pelosok. Di perkotaan, sudah banyak bermunculan rumah makan yang mengadopsi atmosfer perkampungan, lengkap dengan menu buhun yang mengundang selera.
Di Bandung, konsep menu kampungan ditawarkan Warung Nasi Bancakan di Jalan Trunojoyo Nomor 62, Bandung. Tidak seperti rumah makan pada umumnya, pengunjung mengambil sendiri hidangan sesuai selera, tanpa pramusaji atau mannerkhusus yang kaku.
Tak kurang dari 50 varian menu khas Sunda perdesaan disajikan. Pencinta kuliner pun belum tentu pernah merasakan atau mengenal makanan yang disajikan. Adalah Abah Barna atau akrab disapa Mang Omod, pemilik warung nasi ini yang berniat mengangkat kembali pamor santapan Sunda yang semakin tergeser modifikasi olahan internasional. Di warungnya, dia membuat tempat dan makanannya dengan nuansa menu asli daerah asalnya. Mereka yang datang pun dapat bernostalgia.
Seperti penggunaan piring. Jika biasanya di rumah makan lain menggunakan piring beling atau plastik, di tempat ini Anda wajib mengambil alat makan dengan piring yang terbuat dari kaleng. Untuk makanan berat, Anda bisa memilih dua jenis nasi, nasi liwet atau nasi putih biasa. Sementara sayur dan lauk yang disediakan, begitu khas Sunda. Seperti tumis picung, tumis genjer,buntil, ulukutek leunca, lauk bawal sambel hejo,dan lainnya, termasuk lalapan dan sambal.
Menariknya, Anda pun bisa memilih sambal dengan rasa yang berbeda-beda. Ada sambal oncom, sambal terasi, sambal hejo,dan sambal peda bakar atau beuleum peda. Lalapannya pun beragam, ada pada daun poh-pohan, jotang, surawung, leunca, kulub waluh,dan berbagai sayuran hijau khas tatar Sunda. Untuk menambah selera, beuleum beuteuyatau petai bakar akan semakin menggugah selera bersantap.
”Semua menu yang disajikan diracik menggunakan hati dan diolah sesuai aslinya. Menu kampungan ini mengikuti kebiasaan makan orang Sunda yang tidak pernah lepas dari sambal, ikan asin, serta lalapan. Sebagai ikon terfavorit, kami punya menu gejos cabe hejo. Olahan ini berupa sambal matang yang dibuat dari cabai hijau yang dibakar, lalu ditambah kecap,” kata Abah Barna. Selain itu, yang membuat makanan di warung ini istimewa adalah aneka bakar-bakaran khas Sunda.
Selesai menyantap menu utama, pencinta kuliner tak boleh melewatkan cita rasa varian minuman tradisional khas Sunda. Anda bisa mencoba minuman legit khas Garut, namanya es goyobod. Keistimewaannya es buatan Bancakan ini adalah serutan kelapa muda serta sekoteng merah. ”Ada satu minuman yang mungkin jarang ditemukan, yakni es kopi nyeureung. Ini adalah es kopi yang dicampur soda dan susu. Akan tetapi, untuk minuman tradisional lainnya mungkin sudah familiar.
Misalnya es cingcau hejo, bajigur, dan bandrek,” tuturnya. Sebagai makanan penutup, Anda bisa menikmati camilan kue balok yang hangat dan legit. Kue ini biasa juga disebut kue pancong. Rasanya manis, gurih, dan biasa disantap dengan segelas kopi. Sebuah balok, selepas santap besar di Bancakan karena ukuran dari camilan ini terbilang besar. ”Ada istilah Sunda yang mengatakan makan balok satu biji itu hiji seubeuh(satu tapi mengenyangkan). Karenanya, selain berperan sebagai dessert,kue balok ini bisa dijadikan kue ringan untuk teman saat berbincang ringan,” kata Abah.
Setiap harinya, Warung Nasi Bancakan selalu disesaki pengunjung dari berbagai kalangan. Maklum, warung ini tidak membuka cabang di tempat lain. Ramainya pengunjung yang datang ini juga karena harganya yang terjangkau. Semua menu dibanderol mulai Rp500 untuk kerupuk aci hingga Rp40.000 untuk ikan gurame. Setiap harinya, Bancakan beroperasi pukul 10.00 WIB hingga 22.00 WIB. dini budiman
Sumber + Foto : koran-sindo.com