Kemenangan atas Pelita Bandung Raya (PBR) di Stadion Siliwangi, Kota Bandung, kemarin, dengan skor 3-1 menjadi kado terindah bagi Persib Bandung.
Maung Bandung berulang tahun yang ke-80 pada Kamis (14/3) atau hari ini. Tiga gol Persib dilesakkan Herman Dzumafo Epandi, Sergio Van Dijk, dan Abanda Herman. Gol semata tuan rumah, The Boys Are Back, diciptakan pemain belakang Mijo Dadic. Persib sebagai saudara tua tampil dominan sejak menit awal. Maung Bandung sudah mengungguli PBR ketika laga baru berjalan empat menit. Berawal dari pergerakan Supardi di sektor sayap kanan, pemain bernomor punggung 22 ini melepaskan umpan lambung tepat ke mulut gawang.
Herman Dzumafo yang lepas dari kawalan pemain belakang langsung menyambut dengan sundulan. Arah bola yang tak terduga membuat kiper PBR Edi Kurnia mati langkah. Gol pertama tercipta. Kondisi makin sulit bagi The Boys Are Back saat Maung Bandung menggandakan keunggulan. Berawal dari tendangan penjuru, sundulan Dzumafo kembali mengancam gawang PBR. Meski berhasil diblok Edi Kurnia, bola justru berubah liar dan menciptakan kemelut di area pinalti.
Positioning yang tepat membuat Sergio menjangkau bola dan menceploskannya ke jala PBR. Meski permainan didominasi Persib, bukan berarti PBR tidak melakukan perlawanan. Beberapa tekanan yang dikomandoi Eka Ramdani mengancam gawang Persib yang dijaga I Made Wirawan. Umpan-umpan lambungnya ke kaki Gaston Castano membuat pemain belakang Persib jatuh bangun membendung tekanan. Tidak puas dengan serangan anak asuhnya, Pelatih PBR Daniel Darko Janackovic melakukan pergantian di sektor sayap kanan.
Pada menit 37, gelandang Asep Ato keluar untuk diganti pemain muda lainnya, Rendi Saputra. Hingga pertengahan babak pertama, performa Asep terus dikurung bek kiri Persib Tony Sucipto. Belum lagi posisi Sergio yang digeser lebih ke kiri membuat Asep hampir selalu kalah duel dengan dua pemain bertitel bintang tersebut. Memasuki babak kedua, Pelatih Persib Djadjang Nurdjaman tidak merombak skuadnya. Eka Ramdani dan kawankawan memilih mengubah skema permainan mereka ke umpan satu dua dengan tempo cepat.
Langkah ini terbukti efektif, serangan ke lini pertahanan Persib lebih sering terjadi. Namun, kalah pengalaman membuat dominasi PBR tidak bertahan lama, justru Atep dkk kembali memegang kendali. Sebenarnya Maung Bandung mampu memperlebar jarak skor jika gol Sergio pada menit 54 disahkan wasit. Sayangnya pemain naturalisasi itu dinyatakan dalam posisi offside saat menyundul umpan silang dari Kenji Adachihara.
Gol PBR baru terciptapada menit61. Berawaldari tendangan sudut, bek Mijo Dadic tanpa pengawalan meneroboskotakpinaltidanmenyundul bola dengan keras hingga gagal diantisipasi Made Wirawan. Skor berubah 1-2. Kedudukan tersebut hanya bertahan delapan menit. Umpan dari tendangan bebas Atep berhasil dikonversi Abanda Herman menjadi gol melalui sundulan. Pelatih Persib Djadjang Nurdjaman mengapresiasi para pemainnya yang telah berusaha maksimal.
”Saya ucapkan selamat kepada para pemain, ini memang hasil yang kami harapkan. Dimana pun derby selalu mengandung gengsi. Semua pemain sudah melakukan yang terbaik di pertandingan ini hingga bisa menang, apalagi kemenangan ini berdekatan dengan hari ulang tahun Persib,” ujarnya. Pelatih PBR Daniel Darko Janackovic mengatakan, sudah memprediksi kekalahan timnya. Perbedaan komposisi pemain menjadi faktor utama hasil pertandingan ini.
”Kami didominasi pemain dengan usia belasan tahun dan mereka sudah berusaha keras. Yang paling penting, pertandingan ini menjadi tontonan menarik bagi masyarakat sepak bola nasional. Derby Bandung ini bisa menjadi contoh derby di kotakota lain,” ungkapnya.
Iket Sunda dan Selamat Ulang Tahun
Di pertandingan kemarin muncul pemandangan unik saat pemain kedua tim memasuki lapangan. Tidak ada yang aneh dengan Atep dkk, namun sesuatu yang berbeda ditampilkan skuad The Boys Are Back. Memasuki arena pertandingan, Eka Ramdani dkk tampil menggunakan iket. Iket adalah atribut khas masyarakat Sunda berupa sehelai kain batik yang diikatkan di kepala.
Tentu saja penampilan para pemain PBR tersebut menarik perhatian ribuan pasang mata penonton yang hadir di stadion. Selain mengenakan iket, mereka juga menenteng spanduk besar berwarna biru. Di dalamnya terdapat tulisan berisi ucapan selamat kepada Persib Bandung yang hari ini berulang tahun ke 80. Meski spanduk hanya sesaat diperlihatkan pada penonton, iket Sunda terus dipakai hingga sesi foto kedua kesebelasan. Atribut tradisional itu baru dilepas PBR sesaat jelang kick off.
Gelandang bertahan PBR Munadi mengatakan, penampilan ini sengaja dibuat untuk menunjukkan bahwa meski tidak setenar Persib, timnya juga mewakili nama Bandung dan Jawa Barat. IketSunda yangdigunakan juga menegaskan bahwa PBR dihuni para pemain muda asli Tatar Pasundan.
”Itu menunjukkan kami juga merupakan tim dari Jabar. Iket kan identitas urang Sunda,” kata mantan bintang Persib U-21 tersebut. Direktur Utama PT Kreasi Performa Pasundan, Ali Fachrie, selaku penaung PBR menambahkan apa yang dilakukan para pemain merupakan bentuk kecintaan pada daerahnya.
”Mungkin ide itu muncul saat pertemuan antara bobotoh Persib, Baraya PBR, serta kedua tim, sehari sebelum pertandingan. Apa yang mereka lakukan saat memasuki lapangan merupakan hal positif untuk menegaskan bahwa PBR mewakili Bandung dan Jabar. PBR juga memberi peluang lebih kepada pesepakbola muda daerah agar bisa mengorbit di kompetisi nasional,” ujar Ali. gugum rachmat gumilar
Sumber + Foto : koran-sindo.com