Kebakaran hebat melanda gedung utama Sekretariat Negara (Setneg) sore kemarin. Akibatnya, lantai tiga gedung utama yang menjadi tempat berkantor Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi ludes dilalap api.
Dugaan sementara, kebakaran terjadi akibat hubungan arus pendek.Beruntung amukan si jago merah bisa cepat dipadamkan sehingga tidak sampai merembet ke gedung lain, termasuk Istana Negara yang hanya berjarak sekitar 25 meter dari Kantor Setneg. Namun hawa panas yang ditimbulkan membuat seluruh karyawan di Istana berhamburan keluar, tak terkecuali Ibu Negara Ani Yudhoyonodan Edhie BaskoroYudhoyono yang langsung berlari keluar Istana menuju halaman depan Istana Negara.
Sekretaris Militer Mayjen TNI Benny Indra Puji Hastono memastikan tidak ada korban dalam musibah tersebut karena ruangan di lantai tersebut hanya untuk keperluan pertemuan. Seluruh dokumen negara yang berada di gedung tersebut juga berhasil diselamatkan. “Saya katakan semua dokumen aman, tidak ada yang hancur, terbakar, dan tercecer. Sekali lagi tidak ada dokumen di lantai dua yang terbakar,” ujar Sekretaris Mensesneg Lambock V Nahattand.
Dari pantauan di lapangan, gedung yang bersebelahan dengan kompleks Istana Kepresidenan ini terbakar sekitar pukul 16.50 WIB. Api dengan cepatnya melahap habis lantai tiga gedung utama Setneg. Saat kebakaran terjadi, Mensesneg Sudi Silalahi sedang tidak berada di kantornya. Menurut Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Sudi sedang berada di Bandung bertakziah atas keluarganya yang wafat.
Mantan Pangdam Brawijaya itu baru tiba di kompleks Setneg dan melihat kondisi kantornya sekitar pukul 21.15 WIB. Anehnya, meskikebakaranterjaditak jauh dari kompleks tempat tinggal Kepala Negara, tidak ada satu pun alarm kebakaran yang berbunyi dilingkungan tersebut. Bahkan di Gedung Setneg yang terbakar pun tak terdengar suara alarm kebakaran. Presiden SBY pun saat kejadian tengah memimpin rapat terbatas bidang ekonomi.
Seusai rapat pukul 17.30 WIB, Presiden SBY langsung meninjau lokasi kebakaran dan mengamati dari dekat gedung yang biasa digunakan untuk rapat besar itu. Beberapa menteri yang langsung ikut meninjau lokasi kebakaran seusai rapat antara lain Menkopolhukam Djoko Suyanto, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Dalam Negeri Gamawam Fauzi, dan Sekretaris Kabinet Dipo Alam.
Presiden menginstruksikan kepada Lambock untuk segera mengamankan orang yang ada di sekitar gedung dan melokalisasi wilayah yang terbakar. Pengecekan gedung saat api berangsur padam dilakukan langsung oleh Djoko Suyanto dan Sekretaris Militer Mayjen Benny Indra Puji Hastono. Benny memeriksa lantai satu dan lantai dua untuk memastikan tidak ada orang yang terjebak dalam gedung dan dokumen yang terbakar.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Putut Eko Bayuseno dan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) meninjau lokasi. “Saya hanya ingin memastikan saja bahwa situasinya sudah dalam kondisi dingin, begitu saja. Kita tadi terus telepon dinas kebakaran karena saya tadi siang sedang di Ciracas,” jelas Jokowi. Untuk memadamkan kebakaran, sebanyak 10 mobil pemadan kebakaran dikerahkan ke kompleks Setneg dan enam lainnya dikerahkan di kompleks Istana Kepresidenan.
Api baru bisa dipadamkan oleh tim pemadam dari Jakarta Pusat dibantu Danmabesad sekitar pukul 17.20 WIB. Tapi berdasar keterangan Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta Subejo, total mobil pemadam kebakaran yang dikerahkan berjumlah 37 unit dengan jumlah personel sebanyak 148 orang. Untuk diketahui, gedung utama Setneg itu dibangun di masa pemerintahan Presiden Soeharto.
Terakhir kali gedung ini digunakan oleh Presiden SBY pada tanggal 22 Januari lalu saat memimpin rapat kabinet paripurna yang diperluas. Rapat saat itu digelar untuk mendengarkan paparan dari Komite Ekonomi Nasional (KEN) tentang dinamika dan perkembangan perekonomian Indonesia saat ini. “Lantai tiga itu ruang rapat yang biasa digunakan Bapak Presiden bila rapat koordinasinya besar, sedangkan lantai dua itu kantor Mensesneg.
Saya sangat sedih melihat kejadian ini,” ujar Hatta Rajasa yang pernah berkantor di gedung itu selama tiga tahun. Sementara itu, selama terjadinya kebakaran, Jalan Veteran yang berada di depan kompleks Istana dan kompleks Setneg ditutup selama hampir tiga jam. Jalan baru dibuka sekitar pukul 20.00 WIB. Pintu masuk kompleks Setneg juga disterilisasi sehingga akses untuk masuk dibatasi.
Puluhan anggota Brigade Mobil (Brimob) lengkap dengan senjata laras panjang terlihat bersiaga di pintu masuk Kantor Setneg. Dari pantauan KORAN SINDO di lapangan, arus lalu lintas dari arah Gereja Katedral yang melintas di Jalan Veteran terhenti lantaran perempatan Harmoni ditutup. Kendaraan yang berada di kawasan tersebut pun memutar arah. Sementara itu, arus kendaraan ke arah Istana dari Jalan Gajah Mada dibelokkan ke Jalan Juanda. Akibat kebakaran ini, arus mobil di Jalan Veteran II jadi semrawut, sementara itu arus lalu lintas di Jalan Juanda masih terlihat lancar.
Evaluasi Menyeluruh
Staf Khusus Presiden Bidang Politik Daniel Sparingga mengatakan, atas kejadian ini Presiden SBY memerintahkan untuk dilakukan evaluasi secara menyeluruh. Empat evaluasi yang diinstruksikan Presiden adalah apakah prosedur standar operasional penanganan ancaman kebakaran telah cukup memadai. Selain itu, evaluasi juga harus dilakukan terhadap pihakpihak yang bertanggung jawab menjalankan tugasnya bila keadaan darurat terjadi.
Selanjutnya, Presiden meminta dilakukan evaluasi apakah semua fungsi pencegahan, penanganan, dan pemberi peringatan kebakaran berfungsi. “Juga evaluasi apakah petugas yang menjalankan evakuasi berjalan,” ujar mantan dosen Universitas Airlangga itu. Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Putut Eko Bayuseno mengatakan pihaknya segera melakukan penyelidikan penyebab terjadinya kebakaran.
Putut meninjau lokasi kebakaran bersama tim gabungan laboratorium forensik Mabes Polri dan Polda Metro Jaya. Menurut mantan ajudan Presiden SBY ini, penyelidikan di bawah pimpinan bagian Kriminal Umum Polda Metro Jaya dan Laboratorium Forensik Polri. Hingga kemarin, polisi belum bisa memastikan penyebab kebakaran. Untuk melakukan olah TKP, Polda Metro Jaya akan menurunkan 300 personelnya. Dua jam setelah api padam, aparat kepolisian langsung memberikan garis polisi di depan Gedung Setneg. ●rarasati syarief/ Ridwansyah
Sumber + Foto : koran-sindo.com