Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan kurikulum 2013 banyak memberi keuntungan bagi guru. Salah satunya bagi guru yang mengajar esktrakulikuler akan dihitung sebagai kewajiban mengajar 24 jam/minggu. Ini sebagai jawaban atas keluhan guru yang masih belum bisa mencapai kewajiban mengajar 24 jam/minggu.
“Mengajar ekstrakulikuler tidak bisa disebut amal tanpa dihitung beban mengajar. Nanti guru yang mengajar ekstrakulikuler pramuka yang wajib maupun esktrakulikuler lainnya akan dihitung dan dimasukan sebagai kewajiban mengajar 24 jam,” kata Nuh dalam Sosialisasi Kurikulum 2013 di Gymnasium Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Jln. Setiabudhi, Kota Bandung.
Nuh juga mengatakan pramuka menjadi kegiatan ekstrakulikuler wajib di sekolah karena di dalamnya terdapat nilai-nilai yang sejalan dengan Kurikulum 2013 untuk mengembangkan karakter dan sikap siswa. Selain itu, pramuka juga dapat menjadi mata rantai untuk mengubungkan NKRI. Oleh karenanya, ekstrakulikuler pramuka akan ada dari jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah atas.
“Gugus-gugus yang ada di sekolah diaktifkan dan direvitalisasi kembali. Gugus yang ada di sekolah harus dibaguskan kembali,” kata Nuh.
Nuh juga tidak mempermasalahkan apakah yang nanti mengajar ekskul pramuka itu pembina ataukah guru lainnya. Selama kompetensi dasar kepramukaan dimiliki oleh para pengajar.
Lebih lanjut mengenai kurikulum 2013, Nuh mengatakan akan lebih meringankan beban kerja guru. Jika pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) beban guru tinggi karena harus buat silabus sehingga implikasi pada efektivitas pembelajaran yang kurang maksimal. Sementara pada kurikulum 2013 beban guru membuat silabus ditanggung pemerintah sehingga diharapkan dapat lebih mengefektifkan pembelajaran. (A-208/A-147)***
Sumber : pikiran-rakyat.com