Seratus persen lulusan Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Dalam Negeri (B2PLKDN) terserap pasar kerja. Dari sebanyak 3.200 peserta latihan kerja per angkatan dari 7 departemen, hampir 75 persen langsung terserap dunia kerja. Sedangkan sisanya menyusul dengan tenggat waktu tidak lebih dari 12 bulan.
Kabag TU dan Keuangan B2PLKDN Edy Hernanto, SPd, menyampaikan hal itu pada seminar “Sinergi Wirausaha dan Bisnis Tren Sulam Alis” yang diselenggarakan LKP Karya Jelita bekerja sama dengan B2PLKDN dan Hipmi. Hadir pada kesempatan itu Pimpinan LKP Karya Jelita Rani Sintiawati, dan perwakilan dari HIPMI.
Dikatakan Edy, B2PLKDN mempunyai 7 depertemen keahlian, yaitu otomotif, teknologi mekanik (tekmek), bangunan, elektro, admin, IT, dan aneka kejuruan. Dari jumlah tersebut lulusan yang paling dibutuhkan pasar kerja Jawa Barat adalah lulusan dari departemen teknik mekanik, las dan bubut, serta bordir. Bordir termasuk ke dalam Departemen Kejuruan.
Keterserapan lulusan dibantu dengan Kios Tri in One, sebuah fasilitas internet yang dapat diakses semua orang. Dalam laman ini terdapat data semua lulusan B2PLKDN dan sejumlah perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja. “Semacam bursa yang menghubungkan antara permintaan pasar dan ketersediaan SDM,” ujar Edy.
Dia menjelaskan, B2PKLDN adalah badan yang menjadi bagian dari PNPF. Peserta didiknya adalah angkatan kerja berusia di atas 18 tahun yang diambil dari berbagai kelurahan. Peserta ini dijaring untuk kemudian diseleksi berdasarkan minat, bakat, dan kemauan untuk diberikan pelatihan kerja di 7 departemen yang dapat dipilih sesuai kebutuhan pasar kerja.
Faktor kemauan, kata Edy, sangat penting karena banyak pengalaman menunjukkan, peserta yang kemauannya kurang, tidak dapat mengikuti latihan kerja maksimal. Ini merugikan karena masih banyak peserta lain yang memerlukan latihan kerja seperti ini.
Ditambahkan, bila tren permintaan pasar kerja cukup banyak untuk departemen tertentu seperti teknik mekanik, las, bordir, dll, maka B2PLKDN akan membuka tawaran pelatihan kepada masyarakat. Jadwal itu bisanya berkala disesuaikan denga kebutuhan pasar dan ketersediaan SDM sebagai peserta pelatihan.
Sementara disampaikan Pimpinan LKP Karya Jelita, Rani Sintiawati, pihaknya bekerjasama dengan B2PKLDN untuk membuka program spa kecantikan dan sulam alis pada departemen kejuruan karena permintaan lulusannya cukup potensial.
Terapis spa saat ini, kata dia, dibutuhkan tidak hanya untuk di dalam negeri tetapi juga untuk ke negeri tetangga seperti Singapore dan Malaysia. Padahal untuk kebutuhan dalam negeri juga belum terpenuhi.
Dikatakan, kebutuhan terapis spa dalam negeri banyak diperlukan oleh kota-kota dengan potensi pariwisatanya tinggi seperti Bandung, Jakarta, Bali, Yogya. Selain itu, karena terapis spa asal Indonesia dikenal rajin dan tekun bekerja, pasar memperebutkannya.
Sedangkan untuk tenaga sulam alis, Rani mengatakan, saat ini sedang menjadi tren kecantikan. Sangat dminati masyarakat dan segi bisnisnya pun potensial sehingga ketersediaan tenaganya diperlukan. (A-148/A-143)***
Sumber + Foto : pikiran-rakyat.com