GubernurJawaBarat Ahmad Heryawan akan membentuk tim khusus (timsus) untuk mengatasi persoalan banjiryangkerapmelandaJalanRaya Rancaekek kilometer 23–25.
Tim khusus itu untuk mengkaji kemungkinan normalisasi Sungai Cikijing yang dinilainya merupakan solusi untuk mengatasi banjir di jalan yang menghubungkan Bandung–Garut–- Tasikmalaya itu, ketika hujan deras. “Karena luapan Sungai Cikijing ini sering menimbulkan banjir yang sampai menggenangi Jalan Raya Rancaekek sehingga menyebabkan kemacetan arus lalu lintas,
maka normalisasi Sungai Cikijing ini harus ada iktikad baik dan mendapat perhatian khusus dari semua pihak, termasuk pemerintah pusat sendiri,” kata Heryawan saat berkunjung ke PT Kahatex di Jalan Raya Rancaekek Km 23–25, kemarin. Gubernur mengaku diminta Kementerian Pekerjaan Umum untuk mengecek langsung kondisi Sungai Cikijing yang melintas di areal PT Kahatex tersebut.
Dia mengatakan, Pemerintah Pusat telah menyiapkan anggaran hingga Rp10 triliun untuk normalisasi Sungai Citarum dan anak-anak sungainya. Dari dana sebesar itu sudah terealisasi sebesar Rp1,3 triliun di tahun 2012 dan 2011. “Selebihnya, akan direalisasikan tahun ini termasuk untuk proyek normalisasi Sungai Cikijing dan Sungai Cimande. Khusus untuk Sungai Cikijing yang melintasi Kahatex ini detail engeneering design (DED)-nya sudah disiapkan dan pelaksanaan normalisasinya diharapkan paling lambat awal tahun 2014,” kata Aher.
Gubernur mengatakan, selain akibat genangan banjir, kemacetan juga diakibatkan adanya penyempitan ruas jalan akibat banyaknya pedagang kaki lima. “Apalagi, sekarang juga sedang ada tahap perbaikan jalan sehingga makin terjadi bottleneck di depan pabrik Kahatex ini,” kata dia. Direktur PT Kahatex Hardian mengatakan, jika terjadi genangan banjir di depan Kahatex, pihaknya selalu melakukan penyedotan menggunakan pompa.
Bahkan, Hardian mengakui pihaknya secara rutin setiap enam bulan sekali melakukan pengerukan terhadap Sungai Cikijing yang melintas di areal Kahatex. Menurut dia, banjir yang menyebabkan kemacetan panjang kemarin itu terjadi karena ada tanggul yang jebol di hulu Sungai Cikijing. Akibatnya, luapan sungai tersebut lebih besar dari biasanya. “Kami ikuti saja yang diprogramkan pemerintah.
Kalau pemerintah akan melakukan normalisasi Sungai Cikijing, ya kami pun akan ikuti programtersebut,” ujarHardian. Ditanya soal adanya dugaan pelanggaran karena beberapa meter badan sungai ditutup dengan plat besi oleh pihaknya, Hardian menilai hal tersebut bukan pelanggaran karena telah mendapat izin dari Pemkab Sumedang maupun dari pemerintahan desa setempat karena areal Sungai Cikijing tersebut merupakan tanah carik desa. iwa ahmad sugriwa
sumber+foto:koran-sindo.com