Ditemukan Virus Baru, Lebih Mematikan dari SARS

by -468 views

198863_coronavirus_663_382Tim peneliti memperingatkan adanya virus baru yang berpotensi lebih mematikan dari virus SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome).

SARS, sejenis penyakit pneumonia, pertama kali muncul pada November 2002 di Provinsi Guangdong, Tiongkok. Sekitar 10 persen penderita SARS di dunia dilaporkan meninggal.

Sejauh ini, World Health Organisation (WHO) mengumumkan sudah ada 11 orang yang meninggal akibat terinfeksi virus baru yang konon lebih mematikan ini.

Virus yang bernama Coronavirus ini pertama kali diindentifikasi di kawasan Timur Tengah, enam bulan lalu. Bahayanya, virus ini menyerang sistem pernafasan manusia.

Penelitian terbaru mengungkapkan, Coronavirus bisa merusak organ-organ di dalam tubuh dan membunuh sel-selnya dengan sangat cepat.

Menurut Yuen Kwok-yung, ahli mikrobiologi, virus ini bisa bermutasi dengan cepat dan sangat mungkin dapat menyebabkan pandemik (penyakit epidemik yang tersebar luas) lebih mematikan.

Coronavirus bisa menjadi lebih ganas dari SARS. Ia akan masuk dan menginfeksi sel manusia, serta membunuh sel-sel itu dengan cepat,” kata Yuen Kwok-yung, dilansir Dailymail, 2 April 2013.

Baca Juga:  Tiga Kecamatan di Bogor Barat Diterjang Banjir dan Longsor

Dari Kelelawar

Sejak awal ditemukan pada enam bulan lalu, tercatat saat ini sudah ada 17 kasus. Sebagian besar kasus itu terjadi di kawasan Timur Tengah. Pekan ini saja, seorang pria, 73 tahun, di Uni Emirat Arab dilaporkan meninggal akibat terserang Coronavirus.

Sementara di Eropa, nyawa seorang pria warga negara Inggris pun melayang akibat terinfeksi virus ini sebuah RS di Inggris. Berdasarkan rekam jejak perjalanannya, pria ini sempat melakukan perjalanan ke Arab Saudi dan Pakistan.

Para dokter yang pernah menangani pasien terinfeksi Coronavirus mengatakan, virus ini dapat menyebar dengan cepat di dalam tubuh.

Dalam waktu 48 jam, orang yang terinfeksi akan mengalami kesulitan bernafas, demam, batuk, dan radang paru-paru. Selain itu, Coronavirus juga bisa menyerang ginjal.

WHO pun menyatakan, agar pemerintah di setiap negara harus memperhatikan jika ada pasien yang mengalami infeksi pernafasan berat. Terutama pada penyakit-penyakit yang tidak biasa terjadi.

Sampai saat ini para peneliti belum mengetahui asal-usul dari Coronavirus, namun para ahli menduga kuat virus itu berasal dari kelelawar. (umi)

Sumber + foto : viva.co.id

About Author: Tubagus Iwan Sudrajat

Gravatar Image
Tubagus Iwan Sudrajat ialah seorang penulis artikel di Bandung, Jawa Barat. Dia juga penulis artikel di beberapa blog dan media online.