Kepala PVMBG Surono mengatakan, berubahnya status ini dapat terlihat dari data gempa tremor yang terekam secara terus menerus. Dia menyebutkan, gempa tremor yang terjadi ini memiliki amplituda rata-rata 10-15 mm. “Status Gunung Guntur menjadi waspada tadi sore. Guncangan ini mulai terekam pada pukul 07.00 WIB,” kata Surono, kemarin. Menurut dia, PVMBG merekomendasikan agar warga tidak beraktivitas dalam radius 2 kilometer dari puncak Gunung Guntur.
“Sementara, di luar radius ini masih terbilang aman. Tapi tetap, siapa pun harus waspada,” ujarnya. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut Zatzat Munazat mengaku belum menerima data resmi mengenai perubahan status Gunung Guntur. “Kami akan telusuri dulu. Namun memang biasanya aktivitas gunung selalu fluktuatuf,” katanya. Sementara itu, Pos Pengamatan Gunung Guntur mencatat gempa tremor di gunung tersebut terjadi antara pukul 07.05 WIB sampai pukul 17.58 WIB. Petugas Pos Gunung Guntur, Ade Koswara, mengatakan, gempa tersebut terjadi secara terus-menerus tanpa henti.
” Guncangannya terlihat di seismograf pos kami. Tapi setelah itu normal lagi seperti biasa. Statusnya menjadi waspada dari normal. Belum separah seperti siaga. Warga jangan dulu panik,” katanya. Warga Kampung Warungtanjung, Desa Pasawahan, Kecamatan Tarogongkaler, Sigit Zaenudin, 35, terkejut dengan penetapan status Gunung Guntur menjadi waspada. Sebab, rumahnya hanya berjarak sekitar 5 kilometer dari puncak gunung.
“Saya masih bingung apakah harus evakuasi atau bagaimana? Soalnya belum ada kabar dari pemerintah. Saya semakin takut karena di gunung itu ada galian pasir,” ujarnya. fani ferdiansyah/ atep abdillah kurniawan
Sumber : koran-sindo.com