MESKI indeks harga konsumen (IHK) Jawa Barat pada Februari dan Maret 2013 sama yaitu 0,79%, namun angka inflasi pada bulan ini naik signifikan dari bulan lalu.
Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar mencatat indeks kenaikan harga (inflasi) pada Februari sekitar 0,91% meningkat drastis pada Maret menjadi 1,24%. IHK Jabar pada Maret sebesar 0,79% dikarenakan dorongan deflasi pada Maret yang didominasi beras sekitar 0,45%. “IHK Maret sama dengan bulan lalu, karena deflasi bulan ini cukup tinggi. Dari sisi inflasi, inflasi Jabar naik dari 0,91% menjadi 1,24%,” kata Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Jabar Dody Gunawan Yusuf di Jalan PHH Mustopa, Kota Bandung, kemarin.
Dia menjelaskan, tingginya inflasi di Jabar didorong lonjakan harga komoditas bumbubumbuan terutama bawang merah dan bawang putih. Kedua komoditas tersebut memberi andil inflasi cukup besar, yakni 0,62% dan 0,22%. Kenaikan harga bawang putih dan bawang merah disebabkan beberapa faktor, mulai dari persoalan produksi, distribusi, daniklim. Kebijakan pembatasan impor hortikultura juga memberi andil terhadap lonjakan inflasi di Jabar. Akibatnya, nyaris di semua daerah di Jabar terkena inflasi.
Dia memperkirakan komoditas tersebut masih berkontribusi terhadap kenaikan harga di tingkat konsumen. Kebijakan pemerintah membuka keran impor dari China dan Vietnam baru berdampak beberapa bulan ke depan. Secara umum, dari tujuh kelompok pengeluaran, inflasi terjadi pada kelompok bahan makanan sekitar 2,67%, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dantembakausebesar 0,15%.
Sementara kelompok lainnya seperti air, perumahan, gas, bahan bakar, transportasi, pendidikan, rekreasi, dan lainnya di bawah 0,10%. Menurut Dody, dari tujuh kota yang dipantau BPS, tiga kota mengalami inflasi lebih tinggi dibanding inflasi nasional dan rata-rata Jabar yakni Kota Cirebon sebesar 1,70%, Kota Bogor 1,50%, dan Kota Depok 1,05%. Sementara Kota Bandung sekitar 0,63%, Kota Bekasi 0,49%, Kota Sukabumi dan Tasikmalaya sebesar 0,24%.
Lonjakan inflasi di Cirebon disebabkan kenaikan bawang merah dan bawang putih serta kenaikan tarif PDAM. Kontribusi kenaikan tarif PDAM berkontribusi lebih dari 0,71% terhadapinflasiCirebon. Diketahui, tarif PDAM di Cirebon naik 73%. Dia memperkirakan angka inflasi di Jabar pada April masih relatifsamadenganMaret. “Perlu diwaspadai inflasi akibat harga yang dipatok pemerintah seperti tarifPDAM naikdiKotaBandung per April ini,” ujar Dody.
Kepala BPS Bogor Arjan Fauzi menambahkan, tingginya inflasi di Bogor dipengaruhi komoditas bawang putih dan bawang merah. Akan tetapi, kontribusi utama terhadap inflasi di Bogor yaitu kenaikan harga buah dan sayur. arif budianto
Sumber : koran-sindo.com