Korea Selatan (Korsel) kemarin meningkatkan kewaspadaan militernya terhadap “ancaman serius” menjelang peluncuran rudal yang tak terduga dari Korea Utara (Korut).
Komando Pasukan Gabungan Amerika Serikat (AS)-Korsel meningkatkan status watchcon dari 3 ke 2 yang merefleksikan “ancaman serius”. Seorang pejabat senior militer Korsel mengatakan, untuk mengantisipasi langkah Korut, pasukan gabungan Korsel-AS telah meningkatkan kewaspadaannya ke level watchcon2. Watchcon pada tingkat 4 merupakankondisinormal, sedangkan watchcon3 merefleksikan indikasi ancaman penting.
Kemudian watchcon1digunakanuntuk kondisi perang. Sistem watchcon merupakan tingkatan pemantauan terhadap kondisi Korut. Watchconberbeda dengan defcon yang dikenal sebagai sistem persiapan militer. Yonhap melaporkan Badan Kepolisian Nasional Korsel telah meningkatkan status kewaspadaan satu tingkat dari “perhatian” ke “peringatan”. Jumlah patroli juga ditingkatkan di 770 lokasi, termasuk kedutaan asing dan stasiun bawah tanah.
Di hadapan parlemen Korsel, Menteri Luar Negeri Yun Byung-se mengatakan bahwa peluncuran rudal Korut itu bisa terjadi kapan saja sejak sekarang. Jika Korut bersikeras meluncurkan rudal, Yun menjelaskan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) bakal melakukan intervensi secepatnya. “Sangat sulit untuk memprediksi langkah yang bakal diambil DK PBB.
Peluncuran bakal dianalisis terlebih dahulu,” kata Yun seperti dikutip AFP. Sejumlah sumber di lingkungan pejabat Korsel dan AS mengatakan Pyongyang memiliki satu lagi rudal yang mampu menempuh jarak 4.000 km dan belum diuji coba. Rudal ini menurut sumber tersebut telah terisi bahan bakar penuh dan siap diluncurkan.
Pyongyang sebelumnya sempat mengeluarkan ancaman serangan terhadap posisi AS, Korsel, dan Jepang di kawasan tersebut. Kantor Berita Yonhap mengatakan sejumlah pihak yakin Korut telah menyelesaikan persiapan terhadap peluncuran rudal mereka, terutama setelah negara itu memindahkan dua rudal Musudan ke pantai timur wilayahnya.
Korut sebelumnya telah melakukan uji coba terhadap rudal jarak menengah sebelum dan selama krisis berlangsung di kawasan itu. Uji coba kali ini dilihat sebagai aksi provokatif dan tidak akan memberi dampak besar. Sementara itu, langkah Korsel dalam meningkatkan status kewaspadaannya diambil tidak lama setelah Jepang mengerahkan sistem pertahanan antirudalnya untuk mengantisipasi ancaman Korut.
“Kami berada dalam tingkat kewaspadaan tinggi,” kata Menteri Pertahanan Jepang Itsunori Onodera. Menurut Onodera, Jepang menempatkan unit-unit militer sehingga dapat mempertahankan pemantauan secara maksimal. Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe menjelaskan pemerintahannya bakal melakukan apa pun untuk melindungi kehidupan rakyat dan menjamin keselamatannya.
Jepang memerintahkan militer untuk menembak jatuh rudal yang melewati wilayahnya. Kapal perusak Aegis telah disiagakan di Laut Jepang untuk mengantisipasi keadaan. Sementara itu, Sekjen PBB Ban Ki-moon telah berbicara dengan Pemerintah China untuk menenangkan ketegangan. Dia juga bakal berbicara mengenai isu Korut dengan Presiden AS Barack Obama pada Kamis (hari ini).
“Situasi saat ini berada pada tingkat yang sangat berbahaya. Insiden kecil saja dapat menciptakan salah perhitungan atau kesalahpahaman mungkin menyebabkan situasi yang tidak terkendali,” kata Ban. Juru Bicara Gedung Putih Jay Carney mengkritik Pyongyang yang lebih memainkan retorika tak menolong yang hanya menciptakan ketidaknyamanan.
Komandan militer AS, Laksamana Samuel Locklear, mengungkapkan bahwa dia lebih tertarik untuk menembak jatuh rudal Korut jika mengancam AS atau sekutu Washington di wilayahnya. Sementara itu, beberapa biro perjalanan wisata China dilarang untuk mengirimkan wisatawan ke Korut karena menyusul kekhawatiran keselamatan para wisatawan.
Pemerintah Kota Dandong yang berdekatan dengan perbatasan Korut telah mengirimkan peringatan kepada biro perjalanan wisata agar menunda pengiriman wisata ke Korut. “Ada beberapa wisatawan yang berencana pergi ke Korut hari ini (kemarin). Setelah mendapatkan peringatan, mereka balik kanan,” ujar salah satu pegawai Dandong China International Travel yang enggan disebutkan namanya.
Sementara itu, Badan Kejahatan CyberKorsel kemarin menegaskan Korut berada di belakang serangan peretasan selama tiga hari pada bulan lalu terhadap beberapa stasiun televisi dan dua bank swasta. “Kami telah mengumpulkan bukti dan serangan itu dilakukan badan spionase Korut,” kata Chun Kilsoo dari Badan Keamanan Internet Korea. “Ada tanda-tanda peretas mengakses 1.590 kali dari enam komputer di Korut dan lokasi lainnya di luar negeri.” ●andika hendra m
Sumber : koran-sindo.com