Pihak oposisi Venezuela yang digawangi calon presiden Henrique Capriles menolak hasil penghitungan suara pada pemilu Minggu waktu setempat. Mereka menuntut penghitungan ulang hasil pemilu yang membuat Nicolas Maduro menang tipis, hanya terpaut satu persen.
Menurut hasil pemilu elektronik kemarin, Maduro memperoleh hampir 51 persen suara, sementara Capriles nyaris 50 persen. Selisih keduanya hanya 300.000 suara. Hasil ini langsung disambut gembira Maduro dan pendukungnya yang mengidamkan diteruskannya kebijakan era Hugo Chavez.
Pemungutan suara di Venezuela dilakukan secara elektronik dengan sidik jari. Jumlah suara langsung ke luar dalam bentuk tercetak dalam kertas. Pihak Capriles menolak hasil penghitungan suara dan menuntut dilakukannya pemilu ulang.
“Yang kalah hari ini adalah kamu. Kami tidak akan mengakui hasilnya sampai seluruh suara dihitung,” kata Capriles, Senin, dilansir Al-Jazeera.
Capriles mengatakan ada kecurangan dari kubu-kubu Maduro. Salah satunya, kata dia, pihak Maduro memperbolehkan warga menggunakan hak suaranya, padahal waktu pemilihan telah habis.
“Penghitungan suara ini tidak merefleksikan kenyataan dan aspirasi rakyat Venezuela. Maduro, jika kepemimpinanmu sebelumnya tidak sah, maka sekarang pun demikian,” tegas Capriles, mengungkit pengangkatan Maduro sebagai presiden pascakematian Chavez.
“Kami menuntut dilakukannya penghitungan ulang yang rinci di hadapan dunia dan negara ini,” lanjutnya lagi. (umi)
sumber + foto : viva.co.id