Diberitakan CNN, Senin 23 April 2013, yang mengutip sumber pemerintah Amerika Serikat, mengatakan bahwa kedua kakak beradik ini beraksi seorang diri tanpa beking dari kelompok militan asing. Menurut sumber, keduanya memiliki pemahaman menyimpang soal mempertahankan agama, ini yang menjadi motif penyerangan mereka.
Dalam interogasi dengan Dzhokhar, dia mengaku dicekoki pemahaman-pemahaman menyimpang soal jihad oleh kakaknya, Tamerlan. Hal ini dibenarkan oleh orang-orang yang dekat dengan Dzhokhar.
Pria 19 tahun ini dikatakan adalah pemuda baik-baik yang berprestasi. Dia juga dikenal senang berpesta dan terkadang menghisap ganja. Dzhokhar menjadi warga negara AS tahun lalu dan dikenal “sangat Amerika”.
Sementara kakaknya, Tamerlan, memang diketahui memiliki bibit-bibit pemikiran radikal. Dia dilaporkan pernah mengunjungi Rusia, diduga kuat di negara ini pemikiran radikalnya terbentuk. Ujungnya, kakak beradik ini meledakkan dua bom di Boston Marathon pekan lalu yang menewaskan tiga orang dan melukai 170 lainnya.
Dalam pengadilan perdana Senin waktu setempat di kamar rumah sakit Beth Israel, Dzhokhar didakwa atas pembunuhan menggunakan senjata pemusnah massal (WMD) Dia juga didakwa atas pengrusakan properti yang berujung kematian.
Pengadilan Massachusetts memang tidak memiliki hukuman mati, namun kasus ini telah dialihkan ke pengadilan federal. Artinya, pemuda 19 tahun ini bisa divonis mati atau hukuman penjara seumur hidup.
sumber:viva.co.id
foto:reuters.