Semua perhatian Uu Supardi dicurahkan untuk Paguron Gadjah Putih Jati Wisesa (GPJW). GPJW adalah salah satu seni bela diri silat yang ada di Indonesia.
Meski kepengurusan paguron(perguruan) masih belum lama terbentuk, namun gaung GPJW sudah lama terdengar, bahkan sampai ke mancanegara. Sejak 1990, GPJW bahkan telah mengirimkan instruktur untuk mengajarkan ajaran seni bela diri silat GPJW di luar negeri seperti ke Amerika Serikat, Venezuela, Kanada, dan banyak negara lainnya.
“Semua perhatian saya curahkan ke Paguron GPJW karena nyaah(sayang) dan ingin memelihara tradisi seni budaya khususnya untuk meneruskan dan mengembangkan ajaran dari guru-guru GPJW,” kata Uu kepada KORAN SINDOsaat ditemui di Paguron GPJW. Keberadaan GPJW dengan segala aktivitasnya yang mengemban misi menjaga, melestarikan, dan mengembangkan ajaran seni bela diri silat yang merupakan warisan leluhur adalah suatu keharusan.
Sebagai pelanjut dan pengemban misi, GPJW harus tampil sebagai generasi pembaharu yang memiliki ketahanan fisik dan mental kuat dan berilmu. Seni bela diri pencak silat GPJW dari tahun ke tahun anggotanya terus bertambah. Hal itu bisa dilihat dari banyaknya jumlah anggota atau warga yang ikut berlatih di paguronyang berdiri di Jalan Cisirung, Kelurahan Pasawahan, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung yang dipimpin Uu Supardi.
Uu sendiri adalah salah seorang inisiator terbentuknya kepengurusan GPJW pada 1991, di samping tiga teman seperguruan lainnya yakni Asep Tresna A, Ade Supriadi, dan Dedeth R Fitri. Mereka berempat mengusulkan kepada sang guru (alm) HMA Wajihaddin yang juga deklarator Gadjah Putih Mega Paksi Pusaka (GPMPP) agar dibentuk suatu wadah beserta pengurusnya untuk meneruskan organisasi tersebut, tapi dengan nama yang menunjukkan jati diri paguronyang bersifat gerakan pembaharuan.
Setelah beberapa kali diadakan musyawarah di rumah (alm) HMA Wajihaddin dan juga melibatkan murid yang lain selain empat serangkai murid tadi, pada 19 September 1991 di Bandung disepakatilah untuk membentuk pagurondengan nama Jati Wisesa yang artinya “kekuatan murni”. Setelah terbentuknya paguronJati Wisesa, maka kegiatan latihan seni bela diri silat mulai digiatkan kembali.
Paguron Jati Wisesa dipusatkan di Jalan Cisirung Nomor 47 RT 03/02 Kampung Cisirung, Kelurahan Pasawahan, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung. Dengan tidak mengubah makna, nama paguronJati Wisesa ditambahkan menjadi Gadjah Putih Jati Wisesa (GPJW) dengan moto Elmu Ampuh Mun Teu Angkuh, Jati Diri Nu Illahi, Usik Sajati Kersaning Gusti.
Sumber : koran-sindo.com