Orang tua siswa mempertanyakan kebijakan sekolah, yang meminta siswa mengikuti pelajaran tambahan menjelang Ujian Nasional (UN) dengan membayar ratusan ribu rupiah.
Warga Kelurahan Cibabat Mulyana, 42, mengatakan, sebenarnya mendukung ada pelaksanaan pemantapan atau pelajaran tambahan bagi siswa kelas 3 yang akan menghadapi UN. Hal itu diakuinya dapat menjadi cara bagi siswa untuk lebih siap menghadapi ujian. “Namun, seiring adanya program tersebut, sekolah malah membebankan biaya bagi para siswa,” ujar Yana di Cimahi kemarin.
Dia menerangkan, hampir setiap siswa yang mengikuti pelajaran tambahan dikenakan pungutan sebesar Rp100.000. Bahkan, dibeberapa sekolah lain mencapai Rp200.000. “Sebetulnya, kami bukan menolak, tetapi lebih mempertanyakan alasan pungutan tersebut diberlakukan. Padahal, sudah seharusnya program tersebut menjadi kewajiban sekolah guna mempersiapkan para siswa menghadapi ujian,” tuturnya.
Dia mengungkapkan, beberapa orang tua siswa lain juga mengeluhkan kebijakan semacam itu. Pasalnya, banyak di antara para orang tua siswa yang termasuk dalam kategori ekonomi rendah. “Kami berharap, kebijakan tersebut dapat lebih dipertimbangkan, tentu untuk kepentingan bersama bukan menjadi hal yang dimanfaatkan,” katanya.
Hal yang sama diungkapkan warga Kelurahan Karang Mekar, Juju, 40, yang mengaku harus membayar iuran anaknya untuk mengikuti program pelajaran tambahan jelang UN. Padahal, penghasilannya rendah. Alhasil kebijakan tersebut sangat membebaninya. “Kami sangat keberatan dengan pemberlakuan iuran tersebut, karena uang yang harus dibayarkan cukup besar sekitar Rp250.000,” ujarnya.
Menanggapi keluhan orang tua siswa, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Cimahi Edi Junaedi mengatakan, pungutan yang dibebankan kepada siswa merupakan kebijakan sekolah.
Kendati begitu, Edi menegaskan Disdikpora tidak memiliki aturan yang mengatur sekolah melakukan pungutan jelang UN. “Sebenarnya tidak ada aturan yang mewajibkan siswa membayar pelajaran tambahan. Terkecuali, ada kesepakatan antara sekolah dan orang tua,” ujarnya.
Dia meminta pihak sekolah untuk segera menghentikan pungutan kepada siswa. “Kami tentu akan segera melakukan tindakan terhadap sekolah yang memang dinilai memungut biaya tanpa ada koordinasi dengan para orang tua,” ujarnya. ● dila nashear